Dengan sistem tersebut, peternak akan mendapatkan harga susu yang adil dan sesuai dengan kualitas susu yang dihasilkan
Kementerian Perindustrian mengapresiasi industri pengolahan susu (IPS) PT Frisian Flag Indonesia (FFI) yang bermitra dengan 15 koperasi, kelompok peternak, dan mega farm yang tersebar di berbagai titik di Pulau Jawa dan Sumatera.
"Dairy Village atau Desa Susu merupakan salah satu contoh keberhasilan pola kemitraan yang telah dilakukan PT Frisian Flag Indonesia dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan baku susu maupun pemberdayaan masyarakat peternak sapi perah di sekitarnya," kata Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika di Bandung, Kamis seusai mengunjungi Dairy Village di Subang, Jawa Barat.
Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia Andrew F Saputro menyampaikan, FFI berupaya untuk mengembangkan produktivitas dan kapabilitas peternak sapi perah melalui program Dairy Development Program (DDP).
Hingga saat ini, DDP telah menjangkau lebih dari 20.000 peternak sapi perah dan bermitra dengan 15 koperasi, kelompok peternak, dan mega farm yang tersebar di berbagai titik di Pulau Jawa dan Sumatera.
“Tujuan dan fokus dari program tersebut adalah memusatkan perhatian pada peningkatan terhadap kesejahteraan melalui pengembangan kapabilitas komunitas peternak sapi perah mengenai Good Dairy Farming Practice (GDFP), di antaranya melalui teknik peternakan, manajemen peternakan dan kebersihan kandang,” katanya.
Baca juga: Bantu peternak, Kemenperin beri stimulus bangun Milk Collecting Point
Menurut Andrew, melalui upaya tersebut, peternak diharapkan pula dapat meningkatkan standar tata Kelola dan tata laksana peternakan yang akan berujung kepada peningkatan kualitas dan kuantitas produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN).
“Program DDP didukung oleh para ahli dari perusahaan untuk memberikan pelatihan dalam bidang pengetahuan nutrisi hewan, manajemen kandang, perawatan, pembibitan, reproduksi, dan pemeliharaan pedet,” katanya.
FFI melalui program DDP juga membuat beberapa peternakan percontohan sebagai benchmark peternakan yang ideal dengan memanfaatkan material lokal. Beberapa program yang dijalankan juga merupakan hasil kolaborasi dari berbagai pihak dan dukungan dari berbagai mitra, salah satunya kerjasama dengan Pemerintah Kerajaan Belanda.
Hingga saat ini, beberapa program DDP yang telah dijalankan adalah Milk Collection Point (MCP)
Melalui kemitraan dengan Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, sejak tahun 2015 FFI membangun MCP bersistem barcode digital untuk membantu peternak sapi perah lokal dalam meningkatkan kualitas dan mendapatkan harga susu yang lebih adil.
“Kehadiran MCP ini bertujuan untuk menjaga jumlah Total Plate Count (TPC) atau bakteri yang terkandung dalam susu serendah mungkin,” katanya.
Baca juga: Pacu industri pengolahan susu, Kemenperin usulkan insentif BMDTP
Semakin rendah nilai TPC yang terkandung di dalam susu segar, maka semakin tinggi kualitasnya.
“Dengan sistem tersebut, peternak akan mendapatkan harga susu yang adil dan sesuai dengan kualitas susu yang dihasilkan,” imbuhnya.
Hingga saat ini, KPBS dan FFI telah membangun MCP digital di tujuh titik kelompok ternak di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat, yang berlokasi di Los Cimaung, Warnasari, Cipanas, Citere, Mekar Mulya, Lembang Sari, dan Gunung Cupu.
Hingga 2021, sebanyak 1.034 peternak sapi perah telah difasilitasi oleh tujuh MCP tersebut untuk membantu peternak sapi perah dalam mendapatkan penilaian kualitas susu segar yang valid dan penetapan harga yang adil.
Baca juga: Menperin apresiasi investasi industri pengolahan susu Rp3,8 triliun
Baca juga: Kemenperin: Perpres untuk tingkatkan kualitas bahan baku susu
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021