Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Rut Kruger Giverin mengunjungi petani kelapa sawit di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu, untuk melihat secara langsung penerapan program perkebunan berkelanjutan.Kami memiliki berbagai program untuk mendukung upaya-upaya keberlanjutan perkebunan kelapa sawit
Rut berdialog dengan sejumlah petani sawit swadaya di Desa Mendis, Kecamatan Bayung Lencir, dengan didampingi Plt Bupati Musi Banyuasin Beni Hernedi.
“Kami memiliki berbagai program untuk mendukung upaya-upaya keberlanjutan perkebunan kelapa sawit, tentunya keluh kesah dari petani yang disampai menjadi sesuatu yang menarik dan harus dipahami," ujar dia.
Baca juga: Dubes RI ajak pemuda masuki pasar global lewat studi di Norwegia
Ia mengatakan sebagai negara donor untuk program penyelamatan lingkungan hidup, Norwegia kini fokus pada pemberian bantuan ke petani yang menerapkan perkebunan berkelanjutan.
Untuk itu, pertemuan secara langsung dengan petani ini menjadi kesempatan berharga bagi Norwegia untuk mendapatkan informasi terkini.
“Saya akan sampaikan ke pemerintah di Norwegia agar dukungan kami lebih tepat sasaran,” kata dia.
Plt Bupati Muba Beni Hernedi mengatakan pemkab menyambut baik kunjungan Dubes Norwegia ke kelompok kelapa sawit yang menerapkan Best Management Praktis (BMP). Program ini merupakan bantuan dari Norwegia melalui Global Yield Gap Atlas (GYGA).
Baca juga: Dubes Todung: Teater Garasi harus publikasikan kebudayaan Indonesia
Sejauh ini kegiatan pekebunan sawit di Mendis Jaya menjadi percontohan dalam peningkatan hasil produktivitas tandan buah segar, kata Beni.
Pemkab Muba sudah melakukan banyak hal dan berkomitmen dalam keberlanjutan kelapa sawit, terutama terkait peningkatan produktivitas melalui program peremajaan sawit rakyat.
"Kami ingin perkebunan sawit ini benar-benar dapat menyejahterakan rakyat, dan untuk itu harus dilakukan berkelanjutan,” kata dia.
Koordinator Field Trials GYGA Hendra Sugianto mengungkapkan pendampingan yang dilakukan pihaknya telah dimulai sejak Oktober 2019, dan ini sudah masuk ke tahun ketiga.
Baca juga: Klaster perkebunan sawit picu kenaikan COVID-19 di Belitung-Babel
Pada tahun pertama penelitian kepada kebun sawit produktivitas meningkat 24 persen atau 2,9 ton per tahun per Hektare. Sementara pada tahun kedua meningkat menjadi 63 persen atau 9,3 ton TBS per tahun per Hektare.
Ketua Petani BMP Mendis Jaya Simono mengatakan petani berharap tak sebatas dilakukan pendampingan tapi juga dibantu pengadaan pupuk.
“Selain itu, kami juga meminta arahan terkait pengajuan replanting dan tata kelola lahan sawit,” kata dia.
Baca juga: LIPI usulkan pembangunan kilang green fuel olah minyak sawit
Baca juga: Pemkab Barito Timur beri sanksi perusahaan sawit rusak lingkungan
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021