• Beranda
  • Berita
  • MPR RI gencarkan "vaksinasi ideologi" melalui Sosialisasi Empat Pilar

MPR RI gencarkan "vaksinasi ideologi" melalui Sosialisasi Empat Pilar

29 November 2021 18:39 WIB
MPR RI gencarkan "vaksinasi ideologi" melalui Sosialisasi Empat Pilar
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. ANTARA/HO-MPR RI
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan bahwa pihaknya menggencarkan ‘vaksinasi ideologi’ melalui Sosialisasi Empat Pilar MPR untuk menjaga jati diri dan karakter kebangsaan dalam diri masyarakat Indonesia.

“Vaksinasi ideologi bisa menguatkan mental dan karakter kebangsaan agar tetap tegar dan kuat melewati masa-masa sulit pandemi COVID-19,” kata Bambang Soesatyo dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang secara virtual dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Senin, sebagaimana keterangan yang diterima.

Ia menjelaskan bahwa Empat Pilar MPR tersebut terdiri atas Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral, dan alat pemersatu bangsa, Undang-Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus yang harus dijunjung tinggi, serta semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat pemersatu bangsa.

Baca juga: Ketua MPR minta masyarakat waspadai varian Omicron

Dengan keempat pilar tersebut, Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, meyakini bahwa masyarakat Indonesia tidak akan terjerumus ke berbagai pengaruh buruk globalisasi dan dinamika zaman. Bahkan, di negara-negara yang lebih maju dan modern, pendidikan karakter tetap diselenggarakan dengan berbagai metode dan pendekatan yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan masing-masing negara.

"Di Amerika yang liberal dan sekuler pun, dikenal program positive behavior support yang ditujukan untuk mendidik karakter siswa dengan membudayakan perilaku positif. Di Finlandia, dengan sistem pendidikan yang diakui sebagai yang terbaik di dunia, tidak dikenal sistem ranking maupun standar angka-angka dalam ujian nasional, melainkan bersandar pada standar etika perilaku moral secara nasional. Bahkan, pendidikan karakter tidak hanya diberikan kepada anak-anak, tetapi juga kepada pasangan yang akan menjadi orang tua," terang Bamsoet.

Baca juga: Transisi energi dan memulihkan keseimbangan lingkungan hidup

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan sementara di Indonesia jika merujuk pemikiran tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara, beliau memaknai pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (karakter), bukan semata pikiran (intelektualitas). Karena pada dasarnya, pendidikan adalah proses pembangunan manusia seutuhnya yang menyentuh segenap aspek dan dimensi kemanusiaan.

"Seiring perkembangan dan dinamika zaman, kita dapat merasakan adanya fenomena dan kecenderungan semakin melemahnya wawasan kebangsaan. Karenanya, pendidikan karakter bangsa dan wawasan kebangsaan harus selalu menjadi bagian penting dalam program pembangunan setiap periode pemerintahan," kata Bamsoet.

Baca juga: Usai kecelakaan Bamsoet ikuti kejuaran "drifting"

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021