Tenaga ahli utama Organisasi Riset Pengkajian dan Penerapan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hammam Riza mengatakan mempertahankan dan meningkatkan kolaborasi dan sinergi antarpemangku kepentingan akan memperkuat ekosistem riset dan inovasi di Indonesia.banyak hasil-hasil riset maupun ide itu tidak dapat dihilirisasi
"Kita harus terus menjaga proses kolaborasi, sinergi dan kerja sama untuk menemukan produk-produk baru serta layanan layanan yang baru," kata Hammam dalam acara virtual Gelar Riset dan Inovasi Bidang Kesehatan dan Pangan 2021 di Jakarta, Selasa.
Ia menuturkan dengan sinergi dan kolaborasi yang membentuk ekosistem riset yang lebih baik, diharapkan produk-produk riset dan inovasi unggulan dapat diciptakan dengan segera karena seluruh pemangku kepentingan bersinergi mewujudkannya.
Baca juga: BRIN fokus pengembangan vaksin dan alat deteksi COVID-19
Baca juga: Kemristek berupaya ciptakan alat tes COVID-19 berbasis air liur
Selain itu, Hammam mengatakan kolaborasi dan sinergi berperan strategis untuk mendorong terciptanya industrialisasi dan komersialisasi produk riset dan inovasi.
"Sehingga dapat betul-betul menembus proses yang selama ini mungkin dirasakan sangat sulit kita lewati yaitu adanya jurang kematian inovasi itu yang kemudian membuat banyak hasil-hasil riset maupun ide itu tidak dapat dihilirisasi atau dikomersialisasikan," ujarnya.
Kolaborasi dan sinergi tersebut dilakukan dengan melibatkan berbagai komponen pemangku kepentingan termasuk pemerintah, akademisi/periset, industri, media, dan lembaga swadaya masyarakat.
Baca juga: BRIN fokus laksanakan riset penanganan COVID-19
Selain itu, Hammam mengatakan kolaborasi dan sinergi berperan strategis untuk mendorong terciptanya industrialisasi dan komersialisasi produk riset dan inovasi.
"Sehingga dapat betul-betul menembus proses yang selama ini mungkin dirasakan sangat sulit kita lewati yaitu adanya jurang kematian inovasi itu yang kemudian membuat banyak hasil-hasil riset maupun ide itu tidak dapat dihilirisasi atau dikomersialisasikan," ujarnya.
Kolaborasi dan sinergi tersebut dilakukan dengan melibatkan berbagai komponen pemangku kepentingan termasuk pemerintah, akademisi/periset, industri, media, dan lembaga swadaya masyarakat.
Baca juga: BRIN fokus laksanakan riset penanganan COVID-19
Baca juga: BRIN dukung percepatan pengembangan vaksin Merah Putih
Dalam menghadapi pandemi COVID-19, ekosistem riset dan inovasi itu dibangun sehingga bisa memaksimalkan semua potensi sumber daya yang ada dan mempercepat penanganan pandemi COVID-19.
Hammam mengatakan semua pihak bekerja sama dalam wadah Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan COVID-19 (TFRIC-19) untuk mencapai tujuan yang sama yaitu menghasilkan alat kesehatan dalam memenuhi kebutuhan 3T (testing, tracing dan treatment).
Melalui sinergi dan kolaborasi tersebut, beragam produk riset dan inovasi berhasil diciptakan dan dikomersialisasikan terutama untuk sektor kesehatan dalam penanganan pandemi COVID-19 seperti PCR test kit, perangkat diagnostik cepat untuk COVID-19, dan suplemen kesehatan.
Baca juga: BRIN dan Unpad selesaikan uji praklinis kandidat vaksin pasif COVID-19
Dalam menghadapi pandemi COVID-19, ekosistem riset dan inovasi itu dibangun sehingga bisa memaksimalkan semua potensi sumber daya yang ada dan mempercepat penanganan pandemi COVID-19.
Hammam mengatakan semua pihak bekerja sama dalam wadah Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan COVID-19 (TFRIC-19) untuk mencapai tujuan yang sama yaitu menghasilkan alat kesehatan dalam memenuhi kebutuhan 3T (testing, tracing dan treatment).
Melalui sinergi dan kolaborasi tersebut, beragam produk riset dan inovasi berhasil diciptakan dan dikomersialisasikan terutama untuk sektor kesehatan dalam penanganan pandemi COVID-19 seperti PCR test kit, perangkat diagnostik cepat untuk COVID-19, dan suplemen kesehatan.
Baca juga: BRIN dan Unpad selesaikan uji praklinis kandidat vaksin pasif COVID-19
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021