Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyatakan kesiapannya untuk bisa terus mengembangkan ekosistem guna membantu pemuda bisa mengembangkan kewirausahaan.Ada 64,19 juta pemuda, ini merupakan kekuatan yang kalau tidak digunakan akan jadi bencana
Kepala Bidang Pemetaan dan Penelusuran IPTEK Kemenpora Yossi Ahmad Falah mengatakan bonus demografi Indonesia pada 2030 harus dimanfaatkan lantaran generasi muda akan mendominasi populasi Indonesia sekitar 64 persen.
"Ada 64,19 juta pemuda, ini merupakan kekuatan yang kalau tidak digunakan akan jadi bencana. Potensi demografi ini harus jadi bonus yang bermanfaat. Kita bangun ekosistem kewirausahaan," katanya dalam Dialog Kabar Kamis: Semangat Pemuda Bangkitkan Ekonomi Kreatif 2022 yang ditayangkan daring di Jakarta, Kamis.
Yossi mengatakan pihaknya telah berkolaborasi dengan sejumlah kementerian agar bisa memanfaatkan peluang untuk membangun ekosistem kewirausahaan.
Selain melakukan kolaborasi, ia menambahkan, pemerintah juga membangun program bersama untuk mendukung ekosistem kewirausahaan. Program tersebut tidak hanya mengeluarkan bantuan permodalan tapi juga hal lain yang dibutuhkan para pengusaha muda.
"Lalu, di bidang iptek kami juga sudah memetakan dan menelusuri bagaimana agar potensi pemuda ini bisa tergali lebih jauh," katanya.
Yossi mengatakan, pemerintah sebagai regulator dan fasilitator ingin agar regulasi dan aturan dalam pengembangan kewirausahaan bisa diterima dengan baik oleh kalangan generasi Z.
"Bentuk pelayanan ini masih jadul. Kami harap bisa menemukan istilah yang pas agar bisa dipahami generasi Z. Maka, kami pun ingin masukan apa saja yang dibutuhkan agar bisa kami fasilitasi," katanya.
Lebih lanjut, Yossi mengatakan ekosistem pengembangan kewirausahaan yang dibangun diharapkan bisa segera menyentuh pemuda di penjuru Indonesia, baik di kota maupun di desa.
Senada, CEO Thenblank Mutiara Kamila Athiyya menilai saat ini yang dibutuhkan pelaku wirausahawan muda bukan hanya sekadar permodalan tapi juga pembinaan yang menyeluruh.
"Saya pikir yang dibutuhkan bukan hanya dana tapi juga pembinaan atau pelatihan secara rutin. Stages (tahapan) dari awal sampai akhir. Karena ada bisnis yang mungkin ingin punya investor, ada juga yang tidak punya investor pun tidak masalah," katanya.
Di sisi lain, tantangan yang dihadapi wirausahawan muda saat ini adalah bisa merambah dunia digital dengan mulus.
"Tantangan sekarang adalah bagaimana bisa masuk digital secara smooth (mulus). Karena meski pandemi, di mana-mana tutup, screentime kita naik," kata Mutiara yang baru berusia 24 tahun itu.
Ada pun Billy Boen selaku Founder & CEO PT YOT Nusantara serta Director Kejora-SBI Orbit Indonesia Fund, terus mendorong pemuda untuk bisa mengembangkan diri dan percaya diri saat akan memulai usaha.
"Sebelum ada pandemi, harus saya sampaikan banyak anak muda masih takut ambil langkah pertama, sampai excuse soal modal. Mulai saja dulu. Modal bukan utama, nomor satu mental dan mindset entrepreneur-nya sudah punya apa belum," pungkas Billy.
Baca juga: Kemenpora dorong pemuda berwirausaha ciptakan lapangan kerja baru
Baca juga: Kemenpora: Sinergi pemerintah-pengusaha kunci lahirnya wirausaha baru
Baca juga: Kemenpora bekali santri kecakapan berwirausaha
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021