Dalam konferensi pers virtual dari Jakarta, Jumat, Reisa mengatakan prestasi Indonesia saat ini adalah mengendalikan COVID-19 di PPKM level 1 dan 2, artinya penularan masih ada, namun dapat ditekan seminimal mungkin.
"Sebagai bagian dari tenaga kesehatan di Indonesia, saya sebagai dokter ingin memastikan bahwa sistem kesehatan tetap akan berjalan semaksimal mungkin dan kapasitas respons COVID-19 tidak pernah sekalipun diturunkan sepanjang masa PPKM ini berlaku," kata Reisa.
Terkait peningkatan ke PPKM level 3 di seluruh Indonesia dan pengetatan aturan perjalanan, Duta Adaptasi Kebiasaan Baru itu mengatakan pemerintah ingin mencegah terjadi kenaikan kasus mengingat kini terdapat juga varian baru Omicron.
Baca juga: Jubir: Disiplin prokes masih jadi satu cara cegah varian COVID-19
Baca juga: Reisa: Lakukan protokol kesehatan hadapi potensi varian COVID-19
Ketika terjadi kenaikan kasus secara drastis seperti pada Juli lalu, maka rumah sakit akan kewalahan menghadapi peningkatan pasien dan berpotensi menaikkan jumlah kematian.
"Kita cegah, kita tangkal, kita lawan penyebaran virus. Karena pencegahan pasti jauh lebih baik dari pada pengobatan dan pemulihan," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa Indonesia mengalami penurunan drastis kasus COVID-19 dibandingkan sebelumnya, dengan kasus terkonfirmasi harian kini berhasil ditekan di bawah 400 kasus per harinya setelah sebelumnya sempat menyentuh puluhan ribu.
Keterisian rumah sakit rujukan COVID-19 juga berada di bawah 10 persen dengan angka kematian terus turun serta angka kesembuhan yang semakin tinggi.*
Baca juga: Reisa sebut pengurus gereja wajib siapkan petugas untuk awasi prokes
Baca juga: Reisa: Dua per tiga warga Indonesia sudah divaksinasi dosis pertama
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021