PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendirikan Warung NKRI di dua stasiun, yakni Stasiun Gubeng Surabaya dan Stasiun Malang, Jatim, untuk mengangkat narasi antiterorisme dengan mencapai kemandirian ekonomi.membuka usaha di bidang kuliner dan produk kerajinan
Kepala BNPT Boy Rafli Amar di Surabaya, Jumat mengatakan ideologi intoleransi, radikalisme dan terorisme dapat masuk ke siapa saja, bahkan ke dalam institusi pemerintahan dan BUMN, sehingga diperlukan kewaspadaan dini, agar virus radikal dan intoleran ini tidak menjadi pilihan masyarakat.
"Oleh karena itu, KAI dan BNPT bekerja sama dalam pemanfaatan aset perusahaan bagi mitra binaan BNPT, yakni mitra deradikalisasi dan penyintas untuk berwirausaha di stasiun, dan didirikanlah Warung NKRI yang artinya Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan NKRI," katanya.
Direktur Keselamatan KAI, John Robertho pada kesempatan itu mengatakan, Warung NKRI tersebut juga merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) KAI, untuk membantu pelaku UMKM berwirausaha di stasiun-stasiun.
"Upaya ini juga sebagai dukungan KAI untuk melaksanakan program Sustainable Development Goals (SDGs) PBB poin ke-8, yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Para mitra binaan membuka usaha di bidang kuliner dan produk kerajinan," katanya.
Baca juga: BNPT resmikan Warung NKRI wujud sinergi dengan mitra deradikalisasi
Baca juga: "Warung NKRI" bendung ancaman radikalisme dan intoleransi
Ia mengatakan, untuk menghadapi radikalisme, intoleran dan terorisme sangat diperlukan ketangguhan dan keuletan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia.
"Karena radikalisme ini sejatinya bukan dari jati diri bangsa Indonesia. Jati diri bangsa Indonesia adalah jati diri yang memiliki falsafah, ideologi Pancasila," katanya.
Ia mengajak kepada seluruh pegawai KAI untuk menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya dalam membangun pemahaman yang tepat agar selalu fokus bekerja sebagai bagian dari ibadah.
John mengajak kepada seluruh pegawai KAI untuk membangun pemahaman yang tepat, agar selalu fokus bekerja sebagai bagian dari ibadah.
"Pandemi memberikan dampak yang sangat mendalam bagi KAI. Namun demikian, dalam situasi apa pun, semangat kebangsaan harus dibangun dan antiradikalisme harus terus dilakukan dalam setiap kondisi," ujar John, menegaskan.
Baca juga: Anggota MPR: Kesejahteraan rakyat bendung paham ekstrem
Ia mengatakan, untuk menghadapi radikalisme, intoleran dan terorisme sangat diperlukan ketangguhan dan keuletan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia.
"Karena radikalisme ini sejatinya bukan dari jati diri bangsa Indonesia. Jati diri bangsa Indonesia adalah jati diri yang memiliki falsafah, ideologi Pancasila," katanya.
Ia mengajak kepada seluruh pegawai KAI untuk menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya dalam membangun pemahaman yang tepat agar selalu fokus bekerja sebagai bagian dari ibadah.
John mengajak kepada seluruh pegawai KAI untuk membangun pemahaman yang tepat, agar selalu fokus bekerja sebagai bagian dari ibadah.
"Pandemi memberikan dampak yang sangat mendalam bagi KAI. Namun demikian, dalam situasi apa pun, semangat kebangsaan harus dibangun dan antiradikalisme harus terus dilakukan dalam setiap kondisi," ujar John, menegaskan.
Baca juga: Anggota MPR: Kesejahteraan rakyat bendung paham ekstrem
Baca juga: Menebar konten membendung radikalisme
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021