Direktur Eksekutif Jurnal Celebes, Mustam Arief mengatakan tumpang tindih pengelolaan lahan menjadi salah satu penyebab terjadinya deforestasi, termasuk di Sulawesi Selatan yang deforestrasinya mencapai 66.158,64 hektare sejak 2012 hingga 2019.Sulsel merupakan salah satu provinsi yang juga mengalami persoalan deforestasi dan degradasi kawasan hutan
"Sulsel merupakan salah satu provinsi yang juga mengalami persoalan deforestasi dan degradasi kawasan hutan," kata Mustam di Makassar, Minggu.
Dia mengatakan dengan total deforestasi Sulsel mencapai 66.158,64 ha, jika dirata-ratakan maka laju deforestasi di Sulsel setara 1,1 ha setiap jam.
Baca juga: HPHA Sulsel kumpulkan donasi bibit mangrove sambut HMPI
Dalam sektor pertambangan misalnya, lanjut dia, ekosistem hutan yang paling terancam adalah wilayah sebelah utara Sulsel yaitu Luwu Raya (Kabupaten Luwu, Luwu Timur dan Luwu Utara).
Sementara total luas ekosistem hutan yang telah dibebani izin usaha pertambangan di Luwu Raya mencapai 97.960 ha. Dalam hal ini, aspek perizinan dan penegakan hukum menjadi penting untuk mewujudkan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Berkaitan dengan hal itu, kepatuhan terhadap perizinan dilakukan guna memastikan bahwa kegiatan yang berlangsung di hutan sesuai dengan lahan yang ditunjuk melalui rencana tata ruang, dan mematuhi undang-undang lingkungan, peraturan dan kewajiban.
Baca juga: Walhi: Hutan Sulsel makin kritis
Sementara dalam konteks penegakan hukum berkaitan dengan mekanisme untuk memastikan kepatuhan izin dan peraturan yang berfungsi untuk menjaga dan melindungi kondisi dan kawasan hutan, lahan ekosistem penting serta masyarakat lokal ataupun masyarakat adat yang bergantung pada sumber daya tersebut.
Di sisi lain sudah banyak penelitian dan kasus yang mengungkap bahwa Indonesia saat ini sedang menghadapi beragam masalah terkait pengelolaan hutan yang tidak berkelanjutan, sehingga mengakibatkan terjadinya deforestasi dan degradasi.
Penyebab utamanya adalah alih fungsi lahan untuk perkebunan, pertambangan dan pertanian untuk kepentingan industri ekstraktif di kawasan hutan.
Baca juga: Sulawesi Selatan perlu 1.000 polisi hutan jaga kawasan dari pembalakan
"Kerusakan hutan tersebut telah mengakibatkan terjadinya bencana ekologi dan konflik sosial di hampir seluruh wilayah Indonesia," ujar Rustam.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melansir bahwa Indonesia mengalami laju deforestasi yang cukup signifikan tahun 1990-an hingga awal 2000-an.
Dalam dua dasawarsa itu, hutan Indonesia berkurang antara 1,7 juta sampai 2 juta hektare setiap tahun.
Baca juga: Perhutani tanam pohon bersama masyarakat di Wonosobo
Baca juga: Presiden tanam pohon di area bekas pertambangan emas Kalimantan Barat
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021