Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Muhammad Daeng Bakir mengimbau warga setempat tetap siaga meskipun status potensi tsunami akibat gempa bumi di Laut Flores sudah menurun.Kami masih terus memantau untuk dua jam ke depan
"Kondisi ancaman tsunami yang tadinya berstatus siaga sekarang turun jadi waspada, namun kami mengimbau warga tetap selalu siaga," katanya ketika dihubungi dari Kupang, Selasa.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan langkah antisipasi bencana di Kabupaten Sikka menyusul kejadian gempa bumi magnitudo 7,4 di Laut Flores sekitar 113 kilo meter arah utara Maumere pada Selasa (14/12) Pukul 10.20 WIB.
Daeng Bakir menjelaskan berdasarkan informasi terakhir dari BMKG, kekuatan gempa dari sebelumnya dengan magnitudo 7,4 sudah turun jadi 4,1 dan tidak lagi berpotensi tsunami.
Baca juga: Peneliti BRIN: Gempa Larantuka bukan disebabkan sesar naik Flores
Baca juga: Usai gempa Larantuka, BNPB pantau kondisi wilayah terdampak
"Namun untuk kami masih terus memantau untuk dua jam ke depan setelah gempa terakhir sebagai upaya antisipasi," katanya.
Ia mengatakan tim reaksi cepat saat ini juga sedang berada di lapangan untuk mengingatkan masyarakat agar selalu siap dan siaga.
Daeng Bakir menjelaskan pihaknya juga memiliki alat peringatan dini yang selalu siap untuk mengimbau masyarakat manakala terjadi ancaman bencana.
Lebih lanjut ia menjelaskan saat ini banyak warga di daerah setempat yang telah mengevakuasi diri secara mandiri setelah gempa dan menuju ke titik kumpul di area perbukitan.
"Untuk warga yang masih di pesisir juga sudah kami imbau agar tetap siap dan siaga agar sewaktu-waktu bisa kami evakuasi dengan mudah dan cepat," katanya.
Ia menambahkan di wilayah Kabupaten Sikka terdapat sekitar 40-an desa yang berada di pesisir utara yang berpotensi terdampak ketika terjadi tsunami di Laut Flores.
Baca juga: BMKG akhiri peringatan dini tsunami akibat gempa di Laut Flores
Baca juga: BNPB terima laporan kerusakan akibat gempa Larantuka
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021