Ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr. Yudhi Wibowo mengingatkan perlunya memperkuat protokol kesehatan guna mencegah penyebaran varian baru COVID-19 Omicron.jika bisa membatasi mobilitas
"Guna menyikapi terdapatnya temuan kasus varian baru COVID-19 Omicron di Tanah Air maka masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan patuh terhadap protokol kesehatan," katanya di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed tersebut menambahkan kendati perlu meningkatkan kewaspadaan namun masyarakat tidak perlu panik yang berlebihan.
"Perlu waspada namun jangan panik, melainkan tetap disiplin menggunakan masker, tetap menjaga jarak, tetap menjauhi kerumunan, cuci tangan dan menjaga pola hidup bersih dan sehat," katanya.
Baca juga: Epidemiolog sebut penanganan COVID-19 di Indonesia sudah baik
Baca juga: Epidemiolog apresiasi kinerja pemerintah tangani pandemi COVID-19
Dia menambahkan, pemerintah perlu terus menggencarkan kampanye terkait penguatan protokol kesehatan kepada masyarakat.
"Upaya cegah tangkal dan pengawasan di pintu masuk juga harus terus diperketat," katanya.
Selain itu, dia juga kembali mengingatkan perlunya mengantisipasi kerumunan masyarakat pada saat libur Natal dan Tahun Baru.
Terkait hal tersebut, kata dia, tentunya masyarakat juga harus berperan aktif dalam mendukung upaya pengendalian COVID-19.
"Masyarakat perlu berperan aktif dengan tetap memperkuat protokol kesehatan dan jika bisa membatasi mobilitas serta tidak berkerumun. Dengan pengendalian mobilitas masyarakat diharapkan upaya pengendalian COVID-19 akan berjalan optimal," katanya.
Baca juga: Dokter paparkan tiga "senjata" hadapi varian baru COVID-19 Omicron
Dia menambahkan, pemerintah perlu terus menggencarkan kampanye terkait penguatan protokol kesehatan kepada masyarakat.
"Upaya cegah tangkal dan pengawasan di pintu masuk juga harus terus diperketat," katanya.
Selain itu, dia juga kembali mengingatkan perlunya mengantisipasi kerumunan masyarakat pada saat libur Natal dan Tahun Baru.
Terkait hal tersebut, kata dia, tentunya masyarakat juga harus berperan aktif dalam mendukung upaya pengendalian COVID-19.
"Masyarakat perlu berperan aktif dengan tetap memperkuat protokol kesehatan dan jika bisa membatasi mobilitas serta tidak berkerumun. Dengan pengendalian mobilitas masyarakat diharapkan upaya pengendalian COVID-19 akan berjalan optimal," katanya.
Baca juga: Dokter paparkan tiga "senjata" hadapi varian baru COVID-19 Omicron
Baca juga: Satgas: Varian COVID-19 baru akan terus ada selama terjadi penularan
Dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan pawai atau arak-arakan saat merayakan pergantian malam Tahun Baru 2022 .
"Intinya adalah tetap menjaga jarak dan mencegah terjadinya kerumunan guna mengurangi risiko terpapar COVID-19. Jika harus mengunjungi ruang publik maka perlu mengoptimalkan aplikasi PeduliLindungi," katanya.
Selain itu dia juga mengingatkan pentingnya pemeriksaan whole genome sequencing guna mendeteksi dini potensi varian baru SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di Indonesia.
"Pemeriksaan whole genome sequencing atau WGS perlu ditingkatkan untuk melacak dan mendeteksi mutasi virus," katanya.
Baca juga: Kapolri ingatkan vaksin dan prokes tangkal varian baru COVID-19
Dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan pawai atau arak-arakan saat merayakan pergantian malam Tahun Baru 2022 .
"Intinya adalah tetap menjaga jarak dan mencegah terjadinya kerumunan guna mengurangi risiko terpapar COVID-19. Jika harus mengunjungi ruang publik maka perlu mengoptimalkan aplikasi PeduliLindungi," katanya.
Selain itu dia juga mengingatkan pentingnya pemeriksaan whole genome sequencing guna mendeteksi dini potensi varian baru SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di Indonesia.
"Pemeriksaan whole genome sequencing atau WGS perlu ditingkatkan untuk melacak dan mendeteksi mutasi virus," katanya.
Baca juga: Kapolri ingatkan vaksin dan prokes tangkal varian baru COVID-19
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021