"Kalau ada klaster baru, artinya jika ada anak yang terkonfirmasi dalam perjalanannya PTM, ada anak yang terpapar COVID, maka selama lima hari anak itu belajar di rumah, jadi (sekolah) ditutup sementara," kata Uripasih di SDN 17 Cempaka Putih Baru, Jakarta Pusat, Senin.
Uripasih menjelaskan, penutupan sekolah sementara selama lima hari berguna bagi pihak sekolah untuk melakukan "tracing" atau penelusuran terhadap siswa yang terpapar COVID-19.
Pihak sekolah juga telah berkoordinasi dengan Puskesmas terdekat untuk melakukan PCR terhadap siswa yang berpotensi terkena penularan jika ada yg terpapar COVID-19.
Baca juga: 203 sekolah negeri di Jakbar gelar PTM dengan kapasitas 100 persen
Baca juga: SMP Bina Insan Mandiri jalani PTM 100 persen dengan prokes ketat
Adapun PTM mulai dilaksanakan setiap hari dengan kapasitas 100 persen dari total jumlah siswa. PTM di wilayah Jakarta Pusat II dilaksanakan oleh sekitar 400 sekolah mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA/SMK baik negeri maupun swasta.
Selama sepekan ke depan, Sudin Pendidikan Jakarta Pusat melakukan monitoring ke sekolah-sekolah guna memantau protokol kesehatan pada pelaksanaan PTM.
"Seminggu ini kita monitoring, nanti kita lihat bagaimana satu minggu. Jangan sampai ada yang terkena COVID. Makanya ketika jam istirahat pun guru tidak keluar kelas, masih mengawasi siswanya supaya tetap menjaga protokol kesehatan," kata dia.
Ia menambahkan, PTM sudah dapat dilaksanakan ke seluruh tingkat pendidikan, mengingat cakupan vaksinasi untuk anak sekolah di wilayah Sudin Pendidikan II mencapai 96 persen.
Baca juga: Kasudin Pendidikan inspeksi ke sekolah saat PTM mulai 100 persen
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022