"Bali akan menjadi tuan rumah (penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi) G20, ini harapan besar," kata Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, dibandingkan tahun 2020, kondisi di Bali sudah mulai membaik, meski masih wisatawan domestik yang mendominasi kunjungan ke Pulau Dewata tersebut.
Ia juga mengingatkan bahwa mulai banyak kegiatan MICE yang diselenggarakan di Bali, serta pemerintah beberapa kali menggelar penyelenggaraan acara yang dimaksudkan untuk membangkitkan pariwisata di Bali.
Baca juga: Presiden teken Perpres Percepatan Pembangunan dukung G20-ASEAN Summit
Ia memastikan selama persiapan hingga penyelenggaraan KTT G20, kedatangan tamu internasional akan semakin meningkat sehingga bakal menambah okupansi atau tingkat hunian hotel di sejumlah daerah seperti di DKI Jakarta.
Selain itu, ujar dia, saat ini sudah semakin meningkat lagi aktivitas pemerintahan yang dilakukan di perhotelan di Ibu Kota, begitu pula dengan kegiatan dari beberapa korporasi.
Ia mengemukakan bahwa saat ini pada masa pandemi, hotel juga menjadi salah satu sasaran untuk masyarakat yang melakukan staycation.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menilai tren berlibur dengan tinggal di hotel atau staycation yang tengah digandrungi masyarakat selama pandemi COVID-19 merupakan bukti bahwa sektor pariwisata, khususnya perhotelan telah bangkit.
"Ini sebetulnya satu hal memberikan bukti bahwa industri pariwisata itu bisa bangkit di kala pandemi dan juga ini mendorong perekonomian dan juga masyarakat bisa menilainya, yuk berwisata kembali dimulai dari titik terdekat," ujar Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya dalam acara virtual, Kamis (9/12).
Menurut Nia, saat ini tren masyarakat dalam berlibur telah berubah, di mana mereka lebih memilih tempat berlibur yang nyaman dan menerapkan protokol kesehatan tinggi, dan staycation dianggap memenuhi dua hal tersebut.
Baca juga: Bandara I Gusti Ngurah Rai siap dukung penyelenggaraan KTT G20
Tekait dengan G20, Seperti diwartakan, studi oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama Universitas Indonesia menyebutkan forum G20 yang diselenggarakan di Indonesia berpotensi menciptakan lapangan kerja bagi 33.000 orang.
Gelaran ini turut berpotensi meningkatkan PDB nasional mencapai Rp7,43 triliun serta manfaat ekonomi lainnya sebanyak 1,5 kali lipat dibandingkan IMF-World Bank Annual Meeting 2018 di Bali.
Mengutip laman resmi Bank Indonesia, Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.
Pemilihan Indonesia untuk memimpin G20 juga merupakan bentuk pengakuan atas statusnya sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya. Indonesia dinilai dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia.
Baca juga: Telkom siap dukung 100 persen perhelatan G20 di Bali
Baca juga: Menggantungkan asa pemulihan global lewat G20 Indonesia
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022