Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Selatan mengajak pemerintah daerah mulai dari Gubernur hingga Bupati dan Wali Kota untuk menjaga kelestarian hutan yang tersisa di Sulawesi Selatan.kerusakan yang sangat luar biasa dan luas
"Pada tahun 2022 ini, kami coba mengajak pemerintah daerah, bupati dan wali kota untuk bersama melindungi dan menyelamatkan hutan yang tersisa di Sulawesi Selatan," kata Direktur Eksekutif WALHI Daerah Sulawesi Selatan Muhammad Al Amin di Makassar, Senin.
Pemerintah daerah akan diajak untuk bersama-sama memulihkan hutan yang mengalami kerusakan akibat pembangunan, pembalakan, dan berbagai alih fungsi lainnya.
"Paling urgent itu terutama melindungi hutan yang masih tersisa, ini harus dilindungi segenap cara, harus dijaga dengan berbagai cara," kata Amin.
Baca juga: Walhi : Tutupan hutan di Luwu Timur hilang 41 ribu hektare
Baca juga: Jurnal Celebes sebut deforestasi hutan Sulsel capai 66.158 ha
Menurutnya, pemerintah harus rela mulai memikirkan peningkatan ekonomi di sektor lain, tidak serta merta penebangan yang berisiko kepada pengrusakan hutan.
"Karena kita harus melindungi hutan yang tersisa," ujarnya.
Catatan akhir tahun Walhi mendapati tutupan lahan hutan yang berbeda dari tahun 2010 jika dibanding tahun 2020. Tutupan lahan dari tahun ke tahun semakin berubah secara signifikan dengan banyaknya rongga-rongga dalam hutan karena telah dialihfungsikan.
Ini kemudian mencatat persentase tutupan hutan sebesar 32 persen atau 1.479.181 hektare dan tutupan non hutan sebanyak 68 persen atau 3.180.562 hektare.
Baca juga: HPHA Sulsel kumpulkan donasi bibit mangrove sambut HMPI
Menurutnya, pemerintah harus rela mulai memikirkan peningkatan ekonomi di sektor lain, tidak serta merta penebangan yang berisiko kepada pengrusakan hutan.
"Karena kita harus melindungi hutan yang tersisa," ujarnya.
Catatan akhir tahun Walhi mendapati tutupan lahan hutan yang berbeda dari tahun 2010 jika dibanding tahun 2020. Tutupan lahan dari tahun ke tahun semakin berubah secara signifikan dengan banyaknya rongga-rongga dalam hutan karena telah dialihfungsikan.
Ini kemudian mencatat persentase tutupan hutan sebesar 32 persen atau 1.479.181 hektare dan tutupan non hutan sebanyak 68 persen atau 3.180.562 hektare.
Baca juga: HPHA Sulsel kumpulkan donasi bibit mangrove sambut HMPI
Baca juga: Walhi: Hutan Sulsel makin kritis
Maka dari itu, Walhi Sulsel akan memulai tahun 2022 dengan berencana berkolaborasi banyak pihak, mulai dari masyarakat lokal, adat, anak muda dan perempuan.
"Itu untuk mengkampanyekan, mendorong dan melakukan pemulihan penyelamatan hutan dari ancaman," ujar Amin.
Saat ini, kata Amin, seluruh pihak harus turun tangan untuk bersama-sama memulihkan kondisi hutan seperti sedia kala tanpa melihat profesi maupun tempat bekerja
'Termasuk juga dengan pelaku usaha untuk bisa memelihara hutan dari kerusakan yang sangat luar biasa dan luas ini," kata dia.
Baca juga: Sulawesi Selatan perlu 1.000 polisi hutan jaga kawasan dari pembalakan
Maka dari itu, Walhi Sulsel akan memulai tahun 2022 dengan berencana berkolaborasi banyak pihak, mulai dari masyarakat lokal, adat, anak muda dan perempuan.
"Itu untuk mengkampanyekan, mendorong dan melakukan pemulihan penyelamatan hutan dari ancaman," ujar Amin.
Saat ini, kata Amin, seluruh pihak harus turun tangan untuk bersama-sama memulihkan kondisi hutan seperti sedia kala tanpa melihat profesi maupun tempat bekerja
'Termasuk juga dengan pelaku usaha untuk bisa memelihara hutan dari kerusakan yang sangat luar biasa dan luas ini," kata dia.
Baca juga: Sulawesi Selatan perlu 1.000 polisi hutan jaga kawasan dari pembalakan
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022