"Dengan tergelarnya fiber optik kita harapkan ini bisa stabil, karena memang yang membuat tidak stabil biasanya jaringan dari satu daerah ke daerah lain atau dari BTS ke BTS lain," ujar Koordinator Standar Telekomunikasi Radio Kementerian Kominfo Indra Utama dalam acara yang diikuti virtual, Selasa.
Baca juga: Telkom Indonesia dorong Mitratel kembangkan bisnis fiber optik
Indra mengatakan konektivitas 5G membutuhkan band yang besar sehingga tidak bisa hanya mengandalkan frekuensi radio atau microwave link.
Untuk itu, kata dia, diperlukan pengembangan jaringan fiber optik yang lebih luas untuk mengakomodir layanan telekomunikasi generasi kelima tersebut.
"Kita harapkan nanti dengan jaringan fiber optik yang sampai ke kecamatan-kecamatan, mungkin ada tambahan baik itu yang dibangun oleh pemerintah maupun oleh para operator kita harapkan jaringan ini memang benar-benar tergelar," kata Indra.
Lebih lanjut Indra menambahkan bahwa penggelaran fiber optik untuk pengembangan konektivitas 5G juga memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah.
Dia mengatakan pemasangan fiber optik di daerah kerap menemui sejumlah kendala, seperti pemasangan fiber optik dengan sistem ducting atau penggalian bawah tanah.
"Penggelaran fiber optik ini harus masuk ke dalam ducting. Tetapi ada beberapa pemerintahan daerah harga ducting atau penggalian ini sangat mahal. maka ini menjadi beban bagi para operator untuk melakukan penggelaran," ucap Indra.
Baca juga: Dapat pendanaan Rp256,5 miliar, Weave akselerasi jaringan serat optik
"Kalau ada kolaborasi antara Pemda dengan para operator, dengan pemerintah pusat untuk penggelaran ini, maka penggelaran ini akan jauh lebih cepat dan biayanya jauh lebih rendah," sambung dia.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan bahwa hingga 2021 telah tergelar lebih dari 359.000 km fiber optik baik di darat maupun di laut, termasuk Palapa Ring di dalamnya.
Namun, panjang fiber optik yang telah tergelar saat ini masih belum cukup untuk menghubungkan titik titik yang belum terhubung, yang panjang seluruhnya mencapai 12.083 KM.
Untuk itu, Johnny mengatakan Kominfo bersama operator seluler masih akan terus melakukan penggelaran fiber optik pada 2022 agar utilisasi infrastruktur jaringan tulang punggung nasional itu menjadi lebih baik.
"Tahun 2022 nanti kita akan membangun fiber optik sepanjang 12.000 KM sehingga melengkapi hampir 370.000 kilometer fiber optik di darat dan di laut di Indonesia," kata Johnny.
Baca juga: Pemerintah dukung swasta bangun jaringan fiber optik
Baca juga: XL Axiata perkuat jaringan fiber hingga daerah terpencil
Baca juga: BAKTI Kominfo migrasi teknologi internet, VSAT menjadi Fiber Optik
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022