Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan fasilitas Hari Layar untuk mendukung pelaksanaan riset multidisiplin dan meningkatkan kolaborasi riset dan inovasi kelautan dalam mengungkap potensi kelautan Indonesia dan keanekaragaman hayati dan non-hayati bidang maritim.Program fasilitasi ini diharapkan dapat menghasilkan banyak penelitian yang dapat meningkatkan temuan potensi kelautan
"Program fasilitasi ini diharapkan dapat menghasilkan banyak penelitian yang dapat meningkatkan temuan potensi kelautan," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pengelolaan Armada Kapal Riset BRIN Nugroho Dwi Hananto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Fasilitas pendukung riset Hari Layar meliputi biaya pelayaran, akomodasi dan makan periset di dalam kapal, penggunaan dan layanan teknisi/operator peralatan riset, biaya situasi darurat terkait pandemi COVID-19 sesuai dengan ketentuan.
Baca juga: Skema pendanaan riset kebijakan pengelolaan zakat dirancang BRIN
Sementara, biaya transportasi dan perjalanan dinas dari tempat asal ke pelabuhan dan sebaliknya, uang harian perjalanan periset selama berlayar, serta pemrosesan data dan/atau koleksi spesimen tidak termasuk dalam pembiayaan fasilitas pendukung riset Hari Layar.
Biaya pengiriman data dan/atau koleksi spesimen dari pelabuhan ke laboratorium juga berada di luar fasilitas BRIN.
Hari Layar merupakan upaya pemanfaatan fasilitas riset BRIN dalam melakukan akuisisi data dan/atau koleksi spesimen yang memerlukan kapal riset. Program tersebut terbuka dan inklusif untuk para periset dari dan di luar BRIN, dosen, serta mahasiswa.
Baca juga: BRIN dan ANRI kerja sama penyelamatan arsip ilmiah nasional
Nugroho menuturkan Indonesia merupakan negara yang sebagian besar daratannya dikelilingi oleh lautan, namun selama ini potensi kelautan khusunya di daerah laut dalam belum tereksplorasi dengan optimal.
Oleh karenanya, diharapkan fasilitas Hari Layar dapat meningkatkan eksplorasi potensi kelautan termasuk laut dalam dan menghasilkan temuan ilmiah yang signifikan bagi negara dan bangsa Indonesia.
Penggunaan kapal riset BRIN dibuka untuk seluruh periset Indonesia dengan skema terbuka untuk semua dan inklusif berdasarkan kompetisi. Skema tersebut dinilai dapat meningkatkan efektivitas penggunaan kapal riset.
Baca juga: BRIN beri fasilitas pendanaan pengembangan reagen untuk tes COVID-19
"Mari kita sama-sama memanfaatkan fasilitas riset ini," ujar Nugroho.
Plt Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi BRIN Hotmatua Daulay mengatakan program pendanaan fasilitas Hari Layar menggunakan skema bersifat kompetitif dan inklusif bagi para periset di seluruh Indonesia, dengan cara para kandidat mengajukan proposal kepada BRIN.
Skema fasilitas dan pendanaan riset tersebut meliputi Program Fasilitasi Riset Layar, Pendanaan Ekspedisi dan Ekplorasi, Pendanaan Perusahaan Pemula Berbasis Riset, Pusat Kolaborasi Riset, Prioritas Riset Nasional dan COVID-19, serta Fasilitasi Pengujian Produk Inovasi Kesehatan.
Baca juga: Kepala BRIN: Cangkok organ babi ke manusia perlu dikaji dari sisi etik
Setelah melakukan penelitian para periset memiliki kewajiban untuk menyimpan hasil penelitiannya berupa spesimen atau data hasil penelitian di BRIN sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Syah Kuala (USK) Taufik Fuadi Abidin mengatakan fasilitasi Hari Layar mendorong pusat-pusat riset untuk melakukan inovasi melalui kerja sama dengan beberapa pihak.
Hari layar mendukung terlaksananya riset multidisiplin untuk menghasilkan temuan ilmiah yang signifikan, khususnya, dalam mengungkap keanekaragaman hayati dan non-hayati dalam skala makro, mikro dan molekuler, serta pemanfaatannya secara berkelanjutan.
Baca juga: BRIN sarankan dana PEN 2022 difokuskan untuk sektor ritel
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022