• Beranda
  • Berita
  • BRIN: InaCC jadi pusat penyimpanan koleksi mikroorganisme Indonesia

BRIN: InaCC jadi pusat penyimpanan koleksi mikroorganisme Indonesia

20 Januari 2022 17:08 WIB
BRIN: InaCC jadi pusat penyimpanan koleksi mikroorganisme Indonesia
Indonesia Culture Collection (InaCC) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). ANTARA/HO-Humas BRIN.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyediakan infrastruktur riset berupa Indonesia Culture Collection (InaCC) yang berperan menjadi pusat penyimpanan mikroorganisme Indonesia.

"Pengelolaan sistem manajemen di InaCC berdasarkan standar yang diterapkan oleh World Federation for Culture Collection (WFCC) dan diintegrasikan dengan system manajemen ISO 9001:2015," kata Pelaksana tugas Direktur Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN, Hendro Wicaksono dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Hendro menuturkan secara umum sistem manajemen pengelolaan koleksi di InaCC meliputi kegiatan penyimpanan, distribusi, dan layanan jasa terkait mikroorganisme.

Baca juga: Menristek optimistis InaCC jadi litbang berkelas dunia

Koleksi InaCC saat ini menyimpan kurang lebih 5.900 koleksi mikroorganisme yang berasal dari tujuh taksa, yaitu arkea, bakterifaga, bakteri, aktinomisetes, mikroalga, khamir, dan kapang.

InaCC dicanangkan oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 24 Mei 2007 dan diresmikan oleh mantan Wakil Presiden RI Boediono pada 11 September 2013.

Saat itu InaCC masih dikelola Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Namun, sekarang LIPI sudah terintegrasi ke BRIN.

InaCC yang terletak di Kompleks Cibinong Science Center – Botanical Garden (CSC-BG) BRIN di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kini dikelola oleh Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah Kedeputian Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN.

Fasilitas layanan InaCC meliputi laboratorium, ruang penyimpanan mikroorganisme (deep freezer, ampul L-dry, nitrogen cair), ruang preparasi, ruang dokumentasi/database, dan ruang pelayanan publik.

Peralatan modern untuk menunjang kegiatan di InaCC mencakup MALDI-TOFF, genetic analyzer, PCR-thermal cycler, real-time PCR, GC-MS, HPLC, Varioskan, scaning electron microscope, epifluorescents microscope, and barcoding system storage.

Fasilitas-fasilitas tersebut mendukung aktivitas layanan InaCC yang mencakup kegiatan penyimpanan, penelitian, dan jasa pelayanan dalam rangka melayani pelanggan Indonesia maupun internasional dalam mengidentifikasi mikroorganisme dan analisis mikrobiologi lainnya.

InaCC memainkan enam peran penting sebagai center for microbial preservation, center for patented microbial preservation, center for microbial access, center for research on microbial exploration, center for training on microorganisms handling, serta center for public awareness on microbial roles and bioprospects.

Sebagai center for microbial preservation, InaCC berfungsi untuk menyediakan tempat dan fasilitas penyimpanan sumberdaya mikroorganisme referensi dan hasil eksplorasi.

Baca juga: Indonesia miliki Pusat Koleksi Mikroorganisme InaCC

Sebagai center for patented microbial preservation, InaCC menyediakan tempat dan fasilitas penyimpanan sumberdaya mikroorganisme untuk kepentingan paten (international depository authority, IDA).

Dengan fungsi sebagai center for microbial access, InaCC menyediakan tempat dan fasilitas pengaksesan sumberdaya mikroorganisme referensi yang digunakan dalam kegiatan penelitian, akademik, dan sektor industri/perekonomian.

Sebagai center for research on microbial exploration, InaCC berperan menyediakan tempat dan fasilitas untuk kegiatan penelitian eksplorasi sumberdaya mikroorganisme.

Dalam menjalankan peran sebagai center for training on microorganisms handling, InaCC menyediakan tempat dan fasilitas untuk kegiatan pelatihan/training.

Sementara sebagai center for public awareness on microbial roles and bioprospects, yakni menyediakan tempat dan fasilitas untuk kegiatan penyadartahuan sumberdaya mikroorganisme.

Hendro berharap akses pemanfaatan mikroorganisme di InaCC terus meningkat, khususnya untuk kepentingan bioteknologi, energi, pangan, pakan, pertanian, kesehatan, serta lingkungan.

"Pemanfaatan diharapkan selaras dengan perundang-undangan dan komitmen internasional, serta keamanan keselamatan lingkungan," ujarnya.

Ke depan, BRIN melakukan pengaturan tata kelola akses, pelindungan, pemanfaatan, distribusi, Material Transfer Agreement (MTA), sistem dan informasi elektronik, pangkalan data mikroorganisme, serta pembinaan dan pengawasannya.

Sementara Ketua Kelompok Penelitian Biosistematika dan Evolusi Mikroorganisme dari Pusat Riset Biologi BRIN Arif Nurkanto mengatakan InaCC berperan penting dalam penempatan mikroba/penyimpanan dalam kondisi hidup dan viable (terutama mikroba Indonesia).

Baca juga: Jepang bantu LIPI siapkan pusat koleksi mikroba

Baca juga: Mikroorganisme di dedaunan membusuk bisa serap karbon monoksida


Mikroba-mikroba tersebut telah diisolasi dari berbagai macam sumber, yang merepresentasikan keanekaragaman hayati Indonesia.

Arif menuturkan koleksi mikroba tersebut, selain sebagai referensi dan studi ilmiah, juga berperan dalam bioprospeksi, karena mikroba dapat menjadi penghasil bahan aktif obat, enzim-enzim penting, agen buiremidiasi, fermented food, biokontrol, material dan serat.

Arif berharap InaCC menjadi salah satu pusat koleksi dan referensi dunia yang terlengkap, serta pusat dari riset bioprospeksi mikroba.

"Dengan disahkannya Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Mikroba, InaCC akan menjadi fasilitas riset, baik dalam penyimpanan, regulasi, dan pembinaan terkait koleksi mikroba," tuturnya.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022