• Beranda
  • Berita
  • BMKG sebut semua wilayah di NTT alami HTH kategori sangat pendek

BMKG sebut semua wilayah di NTT alami HTH kategori sangat pendek

21 Januari 2022 09:28 WIB
BMKG sebut semua wilayah di NTT alami HTH kategori sangat pendek
Hujan mengguyur wilayah Kota Kupang, NTT, Jumat (21/1/2022). ANTARA/Aloysius Lewokeda/am.
Stasiun Klimatologi Kupang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan semua daerah di NTT saat ini mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) dengan kategori sangat pendek.

"Hasil pemantauan HTH dasarian II Januari menunjukkan semua wilayah di NTT umumnya mengalami HTH dan Hari Hujan sangat pendek (1-5 hari)," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Rahmattulloh Adji di Kupang, Jumat.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan perkembangan terkini informasi iklim di wilayah NTT yang diperbaharui per 20 Januari 2022.

Ia menjelaskan berdasarkan analisis curah hujan di NTT pada Dasarian II Januari, umumnya mengalami curah hujan dengan menengah (51-150 milimeter)

Sebagian kecil wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, serta sebagian Kabupaten Kupang yang mengalami curah dengan kategori sangat tinggi (lebih dari 300 milimeter).

Baca juga: Dua kapal ASDP putar haluan ke Kupang akibat diterjang gelombang
Baca juga: BMKG imbau warga waspadai peningkatan curah hujan di NTT

Lebih lanjut Rahmattulloh mengatakan sementara itu berdasarkan perkiraan deterministik curah hujan Dasarian III Januari diprakirakan pada umumnya akan mengalami curah hujan kategori menengah (51-150 mili meter).

Sebagian kecil wilayah Kabupaten Sumba Timur berada pada kategori curah hujan rendah (0-50 mili meter), sedangkan sebagian kecil Kabupaten Alor, Kupang, Belu, serta sebagian besar Rote Ndao dan Kota Kupang mengalami curah hujan kategori tinggi (151-300 milimeter).

Rahmattulloh mengimbau warga di NTT agar tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi hujan yang dapat menimbulkan ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir atau banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang maupun sambaran petir.

Ia menganjurkan masyarakat terutama yang tinggal di sekitar aliran sungai atau wilayah lereng agar lebih siaga dan segera melakukan upaya mitigasi bencana ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama.

Ia menambahkan masyarakat juga perlu terus memantau perkembangan informasi cuaca dari BMKG sehingga bisa melakukan langkah antisipasi dampak bencana hidrometeorologi.

Baca juga: BPBD NTT laporkan jembatan di perbatasan rusak akibat longsor

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022