Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, membuka kembali pusat isolasi terpadu untuk menangani warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Asrama Haji Batam, seiring dengan meningkatnya kasus warga terpapar virus corona dalam sepekan terakhir.Iya (kita buka lagi isolasi terpadu), karena kasus COVID-19 mulai merangkak naik
"Iya (kita buka lagi isolasi terpadu), karena kasus COVID-19 mulai merangkak naik," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Sabtu.
Saat ini terdapat 11 orang warga kota yang positif COVID-19 yang diisolasi di Asrama Haji dengan pengawasan Satgas.
Baca juga: Isolasi terpadu Asrama Haji Batam dinonaktifkan
Selain warga kota yang positif COVID-19, Asrama Haji Batam juga difungsikan sebagai lokasi karantina Pekerja Migran Indonesia negatif COVID-19 yang baru pulang dari Malaysia dan Singapura.
Namun, Didi memastikan lokasi isolasi warga positif COVID-19 dan karantina PMI terpisah, meski sama-sama di Asrama Haji.
"Lokasinya beda 'wing'," kata dia.
Sementara itu, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Batam Kepulauan Riau mencatat 13 orang warga yang masih aktif terpapar virus corona, bertambah setelah dua orang dinyatakan positif pada Sabtu ini.
Baca juga: Isolasi terpadu di asrama haji Kota Batam dikaji untuk ditutup
Dalam keterangan yang dibagikan Juru Bicara Satgas COVID-19 Batam Azril Apriansyah disebutkan, dengan begitu total 25.868 orang positif COVID-19, 25.013 orang selesai isolasi, 842 orang meninggal dan 13 kasus aktif.
"Tingkat kesembuhan 96,695 persen, tingkat kematian 3,255 persen dan kasus aktif 0,05 persen," demikian Satgas.
Masih dalam catatan Satgas, dari 13 kasus aktif COVID-19, dua orang di antaranya menjalani isolasi mandiri, dan 11 orang lainnya isolasi terpadu di asrama haji.
Baca juga: Wakapolri ingatkan Pemprov Kepri siapkan isolasi terpusat
Sebanyak 13 orang masih aktif COVID-19 itu merupakan warga Kecamatan Batam Kota, Batuampar, Lubukbaja dan Bengkong, yang menjadikan empat kecamatan itu zona kuning.
Sedangkan delapan kecamatan lainnya zona hijau, yaitu Galang, Bulang, Belakangpadang, Nongsa, Sei Beduk, Sekupang, Sagulung dan Batuaji.
Disebutkan, dari 842 kasus meninggal di Batam, 433 di antaranya tanpa komorbid, dan 409 lainnya dengan komorbid.
Penyakit komorbid paling tinggi pada kasus kematian COVID-19 adalah Diabetes Melitus sebanyak 216 kasus, Hipertensi sebanyak 182 kasus, dan Pneumonia sebanyak 104 kasus.
Baca juga: BOR RS meningkat, Batam optimalkan penanganan COVID-19 di asrama haji
Sementara itu, hasil asesmen situasi COVID-19 Batam per 20 Januari 2021 adalah level satu.
Disebutkan penilaian transmisi komunitas tingkat satu dengan kasus konfirmasi 1,37 per 100 ribu penduduk per pekan, rawat inap 0,87 per 100 ribu penduduk per pekan, dan kematian 0,00 per 100 ribu penduduk per pekan.
Lalu untuk testing dinilai memadai, dengan positivity rate 0,1 persen per pekan, tracing juga dinilai memadai dengan rasio kontak erat yang diperiksa 16,56 per kasus konfirmasi per pekan, dan treatment memadai dengan 3,73 persen BOR per pekan.
Begitu pula dengan vaksinasi dinilai memadai yang mencapai 112,87 persen warga sasaran mendapatkan vaksin dosis pertama.
Baca juga: Kasus aktif COVID-19 di Batam melonjak
Baca juga: Seluruh sekolah di Batam terapkan PTM 100 persen mulai Senin (17/1)
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022