• Beranda
  • Berita
  • Saham Inggris rugi hari ketiga, indeks FTSE 100 terpangkas 2,63 persen

Saham Inggris rugi hari ketiga, indeks FTSE 100 terpangkas 2,63 persen

25 Januari 2022 04:42 WIB
Saham Inggris rugi hari ketiga, indeks FTSE 100 terpangkas 2,63 persen
Ilustrasi - Saham-saham Inggris merosot pada perdagangan Senin (16/8/2021) ANTARA/Juns.

Saham-saham Inggris berakhir melemah tajam pada perdagangan Senin waktu setempat (24/1/2022) memperpanjang kerugian untuk hari ketiga berturut-turut dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London terpangkas 2,63 persen atau 196,98 poin menjadi menetap di 7.297,15 poin.

Indeks FTSE 100 tergelincir 1,20 persen atau 90,88 poin menjadi 7.494,13 poin pada Jumat (21/1/2022) setelah turun tipis 0,06 persen atau 4,65 poin menjadi 7.585,01 poin pada Kamis (20/1/2022) dan menguat 0,35 persen atau 26,11 poin menjadi menetap di 7.589,66 poin pada Rabu (19/1/2022).

Dari 100 saham perusahaan-perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks FTSE 100, hanya delapan saham yang berhasil memperoleh keuntungan, sementara 92 saham lainnya mengalami kerugian.

Baca juga: Saham Inggris kembali merugi, indeks FTSE 100 tergelincir 1,20 persen

Pearson Plc, sebuah perusahaan penerbitan dan pendidikan multinasional Inggris yang berkantor pusat di London mencatat kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terperosok 9,10 persen.

Diikuti oleh saham salah satu perusahaan pengembang properti residensial terbesar di dunia Barratt Developments Plc yang merosot 8,90 persen, serta perusahaan investment trust Inggris yang diperdagangkan secara publik Scottish Mortgage Investment Trust terpangkas 8,56 persen.

Baca juga: Saham Inggris balik melemah, indeks FTSE 100 turun tipis 0,06 persen
Baca juga: Saham Inggris berakhir di zona hijau, indeks FTSE 100 naik 0,35 persen


Sementara itu, Unilever, perusahaan produsen barang-barang konsumsi, makanan, deterjen, wewangian, kecantikan dan produk perawatan pribadi melambung 7,31 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham kelompok perusahaan telekomunikasi multinasional Inggris Vodafone Group Plc yang melonjak 4,53 persen, serta perusahaan multinasional Inggris yang memproduksi dan menjual rokok, tembakau, dan produk nikotin lainnya British American Tobacco menguat 1,48 persen.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022