Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Surabaya meminta hotline semua puskesmas di "Kota Pahlawan" itu diaktifkan kembali untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 yang diprediksi terjadi pada awal Februari 2022.Nomor "hotline" puskesmas yang sudah ada harus disosialisasikan oleh camat, lurah, RW, RT atau kader kesehatan., tentunya tak hanya untuk diketahui, tapi juga bisa dihubungi. Harus ada petugas yang menjaga 24 jam
"Ini juga agar setiap ada kejadian kegawatdaruratan maka puskesmas bisa siap 24 jam memberikan pelayanan kepada masyarakat," kata Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.
Menurut dia, sekarang ini pandemi COVID-19 masih belum usai, namun sudah muncul berbagai penyakit yang menyerang masyarakat akibat dari musim hujan kali ini, salah satunya demam berdarah dengue (DBD).
"Kondisi kegawatdaruratan bisa terjadi kapan saja. Makanya 'hotline' di puskesmas harus diaktifkan kembali," katanya.
Ia mengatakan diaktifkannya kembali hotline puskemas ini, tidak hanya soal antisipasi kegawatdaruratan saja, tapi juga dalam rangka mendekatkan layanan kepada masyarakat.
"Nomor hotline puskesmas yang sudah ada harus disosialisasikan oleh camat, lurah, RW, RT atau kader kesehatan. Sehingga masyarakat tahu nomor hotline tersebut. Namun tentunya nomor tersebut tidak hanya untuk diketahui, tapi juga bisa dihubungi. Harus ada petugas yang menjaga 24 jam," katanya.
Mengenai DBD, ia mengatakan saat ini sudah ada puluhan warga Surabaya yang dirawat di rumah sakit Surabaya karena DBD ini.
Ia merujuk data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, ada sebanyak 46 orang yang dirawat di RSUD dr Mohamad Soewandhie karena DBD. Sedangkan di RSUD Bhakti Dharma Husada (RSUD BDH) ada sebanyak 22 orang. Selain itu, juga ada 31 orang yang positif DBD yang tersebar di beberapa kecamatan.
"Untuk menanggulangi DBD ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri melainkan harus dilakukan secara bergotong-royong dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan," kata Khusnul Khotimah.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya meminta seluruh rumah sakit mengantisipasi gelombang ketiga atau lonjakan kasus COVID-19 pada awal Februari 2022.
"Rumah sakit, Asrama Haji, RSLT (Rumah Sakit Lapangan Tembak) maupun GBT (Gelora Bung Tomo) harus siaga untuk mengantisipasi lonjakan pasien COVID-19 yang membutuhkan rawat inap," katanya.
Belajar dari pengalaman sebelumnya, ia mengaku tidak ingin ada kecolongan dengan adanya lonjakan kasus COVID-19 di Kota Surabaya. Maka, ia memastikan bahwa ketersediaan obat dan oksigen di rumah sakit dipastikan aman.
"Insya Allah tidak ada kelangkaan lagi. Obat-obatan, bahan medis habis pakai, alat medis habis pakai, dan oksigen telah disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19," demikian Wali Kota Surabaya.
Baca juga: Dinkes Surabaya : Hanya dua layanan dibuka 24 jam di puskesmas
Baca juga: Seorang anak di Surabaya meninggal karena DBD
Baca juga: Bantuan ribuan alkes didistribusikan ke-32 Puskesmas di Surabaya
Baca juga: Karangan bunga buat nakes hiasi rumah sakit dan puskesmas di Surabaya
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022