• Beranda
  • Berita
  • LPDB-KUMKM lakukan sinergi program kluster pangan di Kabupaten Ngajuk

LPDB-KUMKM lakukan sinergi program kluster pangan di Kabupaten Ngajuk

27 Januari 2022 18:31 WIB
LPDB-KUMKM lakukan sinergi program kluster pangan di Kabupaten Ngajuk
Petani menjemur bawang merah usai dipanen di sentral penghasil bawang merah Desa Sambirejo, Nganjuk, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/ama

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong program korporatisasi petani di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Nganjuk dengan komoditas yang akan dikembangkan adalah bawang merah dan kacang koro

Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) akan melakukan sinergi program kluster pangan melalui wadah koperasi di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Rencana tersebut sebagai tindak lanjut arahan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki agar LPDB-KUMKM dapat mengembangkan potensi ekonomi masyarakat melalui sinergi program bersama pemerintah daerah, BUMN, dan perusahaan swasta dengan wadah koperasi.

“Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong program korporatisasi petani di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Nganjuk dengan komoditas yang akan dikembangkan adalah bawang merah dan kacang koro,” ujar Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.

Pada tahun 2022, pihaknya juga akan mendorong penyaluran dana bergulir untuk memperkuat permodalan koperasi sektor riil. Dalam hal ini, LPDB-KUMKM telah melakukan pendampingan kepada koperasi-koperasi sektor riil yang potensial dan berorientasi ekspor.

Direktur Pengembangan Usaha LPDB-KUMKM Jarot Wahyu Wibowo mengatakan bahwa pengembangan komoditas bawang merah dan kacang koro di Kabupaten Nganjuk merupakan upaya pemerintah mengurangi ketergantungan impor produk pertanian.

Program ini juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan membebaskan petani dari jeratan rentenir maupun tengkulak hasil pertanian.

“Harapannya, dengan koperasi dan dalam bentuk program korporatisasi, kami menyambungkan semua ekosistem dari hulu ke hilir. Sekarang petani jual produk bawang hanya Rp7.000 sampai Rp8.000 per kilogram masih sangat rendah, itu karena rantai pasok dan tata niaga yang perlu diperbaiki," kata Jarot.

Dalam hal ini, upaya pendekatan LPDB-KUMKM antara lain melakukan pendampingan kepada koperasi petani bawang untuk meningkatkan sisi tata kelola kelembagaan maupun administrasi bisnis agar dapat lebih baik dan dapat mengajukan pembiayaan kepada lembaga dana bergulir tersebut.

Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi mengemukakan pihaknya menyambut positif sinergi program pengembangan kluster pangan bersama Kementerian Koperasi dan UKM dan LPDB-KUMKM. Sebab, selama ini harga komoditas bawang merah di Kabupaten Nganjuk mengalami fluktuasi harga yang sulit dikendalikan oleh pemerintah.

"Kami juga punya mimpi bagaimana permasalahan petani di Kabupaten Nganjuk utamanya bawang merah itu harganya tidak fluktuatif sekali, kadang di atas kadang di bawah. Banyak petani dirugikan, termasuk hari ini bawang merah harga jual termasuk rendah sekali," ucap Marhaen Jumadi.

Baca juga: LPDB-KUMKM beri kepastian pasar dari hulu hingga hilir untuk koperasi
Baca juga: Dirut LPDB-KUMKM ungkap strategi pembiayaan dana bergulir tahun 2022
Baca juga: LPDB-KUMKM salurkan dana bergulir Rp1,64 triliun di tahun 2021

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022