“Desa wisata jangan merusak alam. Hanya ditata dan dikelola saja. Alam harus dijaga dan dirawat baik-baik,” ungkapnya di Cibinong, Bogor, Selasa.
Menurutnya, pengembangan desa wisata yang dilakukan untuk memaksimalkan potensi perekonomian desa tidak untuk mengeksplorasi secara masif, sehingga tidak merusak lingkungan.
“Dari 435 desa dan kelurahan, sebagian besar bisa dikelola jadi obyek pariwisata yang kemudian akan menjadi sumber perekonomian desa. Tapi jangan sampai merusak alam,” ujarnya.
Baca juga: Ade Yasin rajut keharmonisan dengan media demi majukan wisata Bogor
Baca juga: 280 personel gabungan kawal Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Ade Yasin mewanti-wanti kepala desa, jika dalam pengembangan kawasan wisata alam, harus mempertimbangkan ekosistem dan fungsi sesungguhnya dari kawasan yang akan dikelola.
Ia tidak ingin pengembangan desa wisata justru menjadi sumber bencana. Menurutnya, Pemkab Bogor akan terus meningkatkan potensi itu, salah satunya dengan menyelenggarakan lomba desa wisata.
“Kita butuh kerja sama, tidak hanya dengan pihak desa tapi juga pihak yang lain juga,” kata Ade Yasin.
Jumlah desa wisata yang semula sebanyak 25 desa pada tahun 2019, kemudian bertambah jadi 35 desa wisata pada tahun 2020, dan menjadi 40 desa wisata pada tahun 2021.*
Baca juga: DPRD dorong wisata di Kabupaten Bogor Barat jadi alternatif Puncak
Baca juga: Menteri KKP tebar 100 ribu benih ikan di Desa Wisata Pamegarsari
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022