"Bidan menjadi ujung tombak pelayanan di masyarakat karena jumlahnya besar, bidanlah tenaga yang mendapatkan izin melakukan antenatal care untuk suntik KB, pasang IUD, memonitor orang melahirkan," kata dia dalam webinar, Kamis.
Baca juga: Bidan berperan penting dalam kesehatan ibu dan bayi
Hasto menuturkan, dalam menjangkau masyarakat di daerah diperlukan sistem layanan kesehatan yang lebih kuat, terutama dengan peran teknologi, sehingga apabila ada stressor seperti pandemi, pelayanan kesehatan di daerah akan lebih mampu merespon.
Dia menyambut bagi hadirnya teknologi yang membantu bidan di Indonesia memaksimalkan peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak.
"Kalau seandainya sistem pelayanan di bawah dibangun kuat dan bidan jadi tulang punggungnya, bidanlah menteri kesehatan di desa. Teknologi yang dibangun untuk kepentingan mereka, jejaring kuat ini menurut saya sangat penting dan strategis," tutur dia.
Hal senada juga diungkapkan, Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes. Dia mengatakan, bidan menjadi tenaga kesehatan yang strategis karena berada di tengah masyarakat dan mereka menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan, apalagi sebagian besar bidan di Indonesia berada di daerah terpencil.
Setali tiga uang dengan Hasto, dia juga menyambut baik hadirnya teknologi yang mempermudah tugas bidan dalam menjangkau sasarannya.
"Peran bidan menjadi sangat penting. Saya menyambut baik adanya platform digital yang mempermudah tugas bidan dalam menjangkau sasaran," kata Emi.
Pada Desember 2021 tercatat terdapat 266 ribu bidan di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia, dengan sekitar 37 ribu bidan membuka praktiknya sendiri. Bidan juga bertanggung jawab untuk membantu 62 persen kelahiran di Indonesia, dan 85 persen pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care/ANC) secara nasional.
Baca juga: Bidan punya peran berikan informasi benar soal kontrasepsi
Baca juga: Menkes: Profesi bidan mendominasi pelayanan kesehatan di Indonesia
Baca juga: Apa tugas bidan semata untuk membantu persalinan?
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022