Baca juga: IPK: Dampak digitalisasi terhadap kesehatan mental harus diantisipasi
"Beberapa tantangan terbesar di antaranya adalah dari sisi teknologi dan human resource (sumber daya manusia). Transformasi ini tidak hanya berfokus pada digitalisasinya saja, tapi juga pendekatan di sisi platform dan penyamaan standardisasinya, serta tata kelola teknologinya bisa lebih terintegrasi agar bisa melayani lebih baik," jelas Daniel dalam Digital Transformation Virtual Expo Wantiknas, Kamis.
Lebih lanjut, Daniel menjelaskan mengapa sumber daya manusia menjadi salah satu tantangan dalam akselerasi transformasi digital di layanan kesehatan Indonesia. Menurut dia, literasi digital di Indonesia masih harus didorong agar teknologi dan layanan yang tersedia bisa lebih optimal.
"Literasi akan teknologi di tiap daerah itu beda-beda, sehingga perlu adanya pemerataan (literasi digital). Dengan mendorong literasi, masyarakat dan public officer bisa menggunakan data untuk membuat regulasi yang lebih baik," kata dia.
Dalam paparannya, Daniel mengatakan Kemenkes telah memiliki peta jalan (roadmap) kegiatan prioritas transformasi teknologi kesehatan yang berjalan hingga tahun 2024.
Baca juga: Raih putaran Series A, Klinik Pintar fokus ekspansi jaringan
Pertama, adalah integrasi dan pengembangan sistem data kesehatan. Diharapkan, hal ini dapat meningkatkan mutu kebijakan kesehatan berbasis data yang akurat, mutakhir dan lengkap.
Lebih lanjut, integrasi dan pengembangan sistem aplikasi pelayanan kesehatan. Hasil yang diharapkan dari langkah ini adalah efisiensi pelayanan kesehatan pada tingkat puskesmas, klinik, rumah sakit, laboratorium, dan apotek.
Selanjutnya, pengembangan ekosistem teknologi kesehatan, demi terciptanya kolaborasi dan ekosistem inovasi digital kesehatan antara pemerintah, industri dan masyarakat.
Adapun di tahun 2022 ini, Kemenkes memiliki sejumlah kegiatan prioritas di peta jalan transformasi dan digitalisasi kesehatan. Pertama, dalam sisi integrasi dan pengembangan sistem data kesehatan, adalah pengembangan sistem big data berbasis integrated electronic health record.
Di sisi integrasi dan pengembangan sistem aplikasi kesehatan adalah pengembangan platform sistem fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) yang terintegrasi.
Dalam pengembangan ekosistem teknologi kesehatan, tahun ini Kemenkes ingin melakukan perluasan telemedisin dan implementasi regulatory sandbox berkhusus inovasi biotech.
"Fokus di tahun 2022 adalah pengembangan sistem dari desain arsitektur yang sudah dibuat di tahun 2021," kata Daniel.
Ia menambahkan, Kemenkes juga akan mengembangkan platform ekosistem digital kesehatan bertajuk Indonesia Health Services (IHS). IHS menyediakan konektivitas data, analisis, dan layanan untuk mendukung dan mengintegrasikan berbagai aplikasi kesehatan di Indonesia.
"Selain itu, ekosistem teknologi digital dalam penanganan pandemi sendiri sekarang sudah digitalisasi semua aspek tanggap COVID-19 berbasis strategi 3T (testing, tracing, treatment) dan vaksinasi," kata Daniel.
Baca juga: Kemenkes targetkan aplikasi rekam medis hadir tahun depan
Baca juga: Prediksi perkembangan digitalisasi di dunia kesehatan usai pandemi
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022