Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat memastikan ketersediaan kamar untuk wisatawan di wilayah itu masih cukup menjelang perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika pada 18-20 Maret 2022.Enggak perlu khawatir karena kamar masih cukup tersedia
"Memang untuk hotel bintang dan home stay di Mandalika sudah full. Tapi di luar itu seperti di Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Timur dan tiga Gili di Lombok Utara belum penuh," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Yusron Hadi di Mataram, Rabu.
Yusron menegaskan, saat ini ketersediaan kamar mulai dari hotel, homestay dan camping ground untuk mendukung ajang balap motor paling bergengsi di dunia itu mencapai 24.768 kamar.
Jumlah ini, kata dia, belum termasuk dengan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) dan hotel terapung yang sedang disiapkan oleh PT Pelni mencapai 3.000 kamar dan perahu-perahu pinisi untuk mengisi kekurangan 100 ribu penonton.
"Sekarang okupansi kamar kita itu baru 35 persen dari jumlah 24.768 kamar. Artinya masih banyak kamar yang belum terisi," ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Yusron, meski NTB masih kekurangan kamar hotel, pihaknya berharap bagi wisatawan yang ingin menonton MotoGP di Sirkuit Mandalika pada Maret mendatang, tidak perlu khawatir tidak mendapatkan kamar karena sampai dengan saat ini penginapan masih cukup tersedia.
Baca juga: Dispar NTB siapkan 22.452 kamar penginapan untuk penonton MotoGP
"Enggak perlu khawatir karena kamar masih cukup tersedia," katanya.
Terpisah Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) NTB Jamaluddin mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan Rusunawa sebanyak 52 unit dengan 54 blok.
"Satu tempat itu ada dua kamar dengan dua tempat tidur," ujarnya.
Rusunawa ini, kata dia, tersebar di sejumlah wilayah NTB, baik di Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok. Mulai dari Kota Mataram, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Kabupaten Sumbawa.
"Saat ini kita lagi inventarisir. Karena jumlah Rusunawa ini banyak tersebar, seperti di Pelabuhan Kayangan di Lombok Timur, Kampus Al Azhar dan Bintaro di Kota Mataram," terang Jamaluddin.
Menurut Jamaluddin, penggunaan Rusunawa ini untuk mensiasati kekurangan kamar hotel pada saat berlangsungnya MotoGP. Mengingat jumlah penonton sesuai keputusan pemerintah mencapai 100 ribu orang.
Baca juga: Kementerian PUPR siapkan rusun penginapan bagi penonton MotoGP
Hal ini juga sejalan dengan arahan pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR yang memberi izin untuk pemanfaatan Rusunawa tersebut. Namun, tentunya Rusunawa yang belum berpenghuni.
"Jadi kita siapkan ini untuk Rusunawa yang belum ada penghuninya. Kalau sudah ada ya mereka tetap tinggal disitu," terang Jamaluddin.
Untuk pengelolaan Rusunawa tersebut, lanjut Kadis Perkim NTB ini, diserahkan sepenuhnya kepada pengelola. Termasuk dengan harga sewa, sehingga tidak ada campur tangan pemerintah dalam penentuan harga sewa tersebut. Namun demikian harganya tidak boleh terlampau mahal.
"Terkait harga sewa ini tidak akan berbeda dengan tarif homestay atau hotel kelas melati. Sewanya Rp250 ribu sampai Rp300 ribu, tapi belum diputuskan. Namun harga ini tergantung dengan fasilitas yang disediakan. Misalnya kamar dengan fasilitas AC tidak mungkin sama dengan yang menggunakan kipas angin," jelasnya.
Namun sekali menurutnya, untuk harga sewa sesuai dengan harapan presiden harga sewanya jangan terlalu mahal. Artinya sesuai standar.
Sementara itu, terkait penjualan atau promosi Rusunawa ini dilakukan Dinas Pariwisata dengan melibatkan biro-biro perjalanan wisata sebagai pemasaran. Harapannya, Rusunawa ini bisa terjual untuk penonton MotoGP.
"Jadi penonton ini jadi punya banyak pilihan untuk tempat menginap tidak mesti harus di hotel," katanya
Baca juga: Kemenparekraf petakan ketersediaan kamar hotel untuk MotoGP Mandalika
Baca juga: Mataram sudah siapkan puluhan rumah alternatif penginapan tamu MotoGP
Baca juga: Jangan terlalu mahal, tarif "homestay" MotoGP diserahkan ke warga
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022