Baca juga: Bocah 4 tahun meninggal, kematian akibat DBD di NTT jadi 43 kasus
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT Agusthina Rospita di Kupang, Senin, (21/2) mengatakan bahwa angka kasus meninggal dunia akibat DBD di wilayahnya bertambah empat kasus dalam sepekan.
"Ada penambahan kasus kematian akibat DBD di Kabupaten Belu 1 orang, Sumba Timur satu orang dan Sumba Barat bertambah dua orang karena sebelumnya hanya satu orang yang meninggal dunia," katanya.
Baca juga: Kemenkes beberkan beberapa faktor yang sebabkan kematian akibat DBD
Ia menjelaskan bahwa kasus DBD paling banyak terjadi di Kabupaten Manggarai Barat, yang angka kasusnya dalam sepekan ini naik dari 212 menjadi 238, disusul Kota Kupang yang angka kasusnya naik dari 208 menjadi 229 dalam sepekan, dan Kabupaten Sikka dari 156 kasus menjadi 172 kasus DBD.
Menurut Agusthina, angka kasus DBD di NTT dari awal tahun hingga 21 Februari 2022 lebih banyak jika dibandingkan dengan angka kasus DBD pada periode yang sama tahun 2021 yang tercatat sebanyak 661 kasus.
Baca juga: Kasus DBD di Flores Timur bertambah jadi 34 kasus
"Tahun lalu dalam periode yang sama yang meninggal dunia akibat DBD hanya mencapai empat orang, kini sudah mencapai 12 orang. Sementara kasusnya sendiri justru meningkat drastis, yakni mencapai 1.364 kasus pada periode yang sama dengan tahun lalu," katanya.
Dinas Kesehatan, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT mengimbau warga menggiatkan pembersihan lingkungan dan pemberantasan sarang nyamuk untuk meminimalkan risiko penularan DBD.
Baca juga: Kasus DBD di NTT meningkat mulai memasuki musim hujan
Selain itu, pemerintah kabupaten dan kota diminta melakukan pengasapan menggunakan insektisida untuk memberantas nyamuk penular virus dengue di lingkungan permukiman yang warganya terserang DBD.
Baca juga: Korban meninggal dunia akibat DBD di NTT bertambah
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022