• Beranda
  • Berita
  • Tak hanya bagi komorbid, COVID-19 juga berbahaya bagi semua kelompok

Tak hanya bagi komorbid, COVID-19 juga berbahaya bagi semua kelompok

23 Februari 2022 09:58 WIB
Tak hanya bagi komorbid, COVID-19 juga berbahaya bagi semua kelompok
Ilustrasi Petugas medis bawa peti untuk pasien COVID-19. (ANTARA/Ali Khumaini/dok)

tetaplah menjaga protokol kesehatan

dr. Ronald Irwanto, Sp.PD-KPTI, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa virus corona tak hanya berbahaya bagi pasien dengan komorbid saja, melainkan untuk semua kelompok.

Komorbid adalah penyakit penyerta atau penyakit bawaan selain penyakit utama yang sedang diderita. Dalam kasus COVID-19, beberapa komorbid yang perlu diwaspadai adalah hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, gangguan pernapasan, gangguan saraf, gangguan endokrin dan penyakit liver.

Sekretaris Jendral Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (PERDALIN) itu mengatakan bahwa pada dasarnya komorbid merupakan salah satu penyulit dalam setiap infeksi COVID-19. Akan tetapi, tingginya risiko yang dihadapi pasien saat terinfeksi virus corona tak hanya dihadapi oleh para penyandang komorbid saja.

"Bukan komorbid saja, contoh waktu gelombang Delta banyak pasien yang usia muda meninggal atau kondisinya payah padahal dia tidak ada diabetes. Ada banyak faktor lain," ujar dr. Ronald dikutip pada Rabu.

Baca juga: Jubir: Imunisasi dasar penting, lindungi risiko komorbid tinggi

dr. Ronald menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan infeksi yang ditimbulkan oleh COVID-19 semakin memburuk seperti jumlah virus yang tinggi dan reseptor atau tempat melekatnya virus juga tinggi.

"Ada hal lain yang memperburuk kondisi pasien seperti loading virusnya tinggi, kedua reseptornya tinggi atau tempat melekatnya itu tinggi. Udah loading virusnya banyak, melekatnya tinggi, itu berpotensi menjadikan kondisi lebih buruk bahkan untuk orang yang tidak punya komorbid," jelasnya.

Oleh karenanya, dr. Ronald meminta agar masyarakat tidak meremehkan gejala ringan dari COVID-19. Sebab dalam beberapa kasus, ada virus yang sudah hilang atau mati namun infeksinya bertahan lama di tubuh manusia.

Sementara itu, dr. Ronald mengatakan bahwa sangat memungkinkan seseorang bisa terpapar virus corona berulang kali. Seperti layaknya infeksi lain, COVID-19 juga dapat menyerang seseorang yang pernah positif.

"Namanya infeksi pasti bisa kena berkali-kali. Apapun segala kemungkinannya tetaplah menjaga protokol kesehatan. Enggak ada strategi lain, tetap disiplin pada protokol kesehatan dan vaksinasi," ujar dr. Ronald.

Baca juga: Menkes: Pemerintah perkuat data dari BPJS deteksi dini pasien komorbid

Baca juga: Pakar: Pemberian gizi seimbang pada lansia cegah risiko komorbid

Baca juga: Dinkes Lampung: Komorbid jadi kendala percepatan vaksinasi dosis dua


 

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022