Pemkab: Air Sungai Lubuk Landur Pasaman Barat tak mengandung belerang

2 Maret 2022 13:59 WIB

Sekitar tiga ton ikan larangan di Sungai Batang Lubuk Landur Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar, mati akibat air sungai penuh lumpur akibat longsor pascagempa di daerah itu.

ikan yang mati itu disebabkan oleh terganggunya pernafasan ikan oleh lumpur yang mengalir dari hulu sungai

Dinas Perikanan Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, menyatakan air Sungai Batang Lubuk Landur di daerah itu tidak mengandung belerang yang menyebabkan ikan mati.

"Setelah dilakukan pengecekan ikan yang mati itu disebabkan oleh terganggunya pernafasan ikan oleh lumpur yang mengalir dari hulu sungai," kata Plt Kepala Dinas Perikanan Pasaman Barat Zulfi Agus di Simpang Empat, Pasaman Barat, Rabu.

Menurutnya, setelah dilakukan pengecekan kualitas air oleh tim Dinas Perikanan Pasaman Barat di sungai tersebut tidak ditemukan unsur belerang.

Baca juga: Tiga ton ikan larangan Lubuk Landur Pasaman Barat mati

Untuk kualitas air, oksigennya normal, Power of Hydrogen (PH) air juga normal dan amoniak juga normal.

"Berdasarkan temuan tersebut tim menyimpulkan bahwa tidak ada unsur belerang dalam kasus ikan mati tersebut," sebutnya.

Pada Selasa (1/3) sekitar tiga ton ikan larangan Lubuk Landur Kecamatan Pasaman mati diduga akibat banyaknya lumpur mengaliri sungai itu sejak Senin (28/2) malam.

Ada sekitar tiga ton ikan jenis garing mati karena banyaknya lumpur bekas longsoran di hulu sungai. Akibatnya insang ikan terganggu oleh air yang dipenuhi oleh lumpur.

Baca juga: Kematian ikan secara massal di Danau Maninjau akibat belerang

Penyebabnya karena banyaknya lumpur bekas longsoran di hulu sungai sehingga menyebabkan insang ikan terganggu oleh air yang penuh lumpur.

"Ikan yang mati langsung dikuburkan sedangkan ikan yang masih hidup dipindahkan ke tempat yang aman," katanya.

Pihaknya melakukan pemindahan ikan ke anak sungai yang mengalir dekat Surau Lubuk Landur itu.

Baca juga: Kurang oksigen, jumlah ikan mati di Danau Maninjau menjadi 1.455 ton

"Kami berharap ikan yang masih ada di sungai bisa bertahan," harapnya.

Bupati Pasaman Barat Hamsuardi juga telah datang ke lokasi melihat ikan yang mati dan memberikan arahan agar yang masih hidup diselamatkan.

Sebab, ikan larangan Lubuk Landur merupakan ikon wisata religi Buya Surau Lubuk Landur yang ramai dikunjungi masyarakat.

Baca juga: BMKG imbau warga Pasaman Barat tinggal di tepi sungai mengungsi