ini merupakan upaya mendukung program pemerintah
Lembaga swadaya masyarakat Pita Putih Indonesia (PPI) menggandeng Universitas Fort De Kock (Universitas FDK) dalam percepatan penurunan stunting di Tanah Air.
“Permasalahan stunting bukan hanya mengenai tumbuh kembang badan anak, tetapi juga otak anak, yang juga berkaitan dengan produktivitasnya pada usia produktif,” ujar Ketua Umum PPI, Giwo Rubianto Wiyogo, dalam penandatanganan nota kesepahaman dengan Universitas FDK yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Pemerintah menargetkan pada 2024, angka stunting di Tanah Air menurun menjadi 14 persen. Target tersebut, lanjut Giwo, dapat tercapai dengan kerja sama yang baik dan juga kerja keras, gerak bersama dan membangun kepedulian seluruh unsur masyarakat dari tingkat nasional sampai ke akar rumput.
“Ini juga berarti bahwa harus ada perubahan norma dan perilaku masyarakat dalam menyikapi kejadian stunting di keluarganya. Pada 2018, stunting berada pada angka 30,8 persen yang kemudian pada pengukuran berikutnya melalui SSGBI 2019 terlihat penurunan menjadi 27,67 persen. Namun dengan adanya pandemi COVID-19 angka ini diperkirakan naik kembali,” jelas dia.
Baca juga: BKKBN siapkan 200 ribu tim pendamping untuk turunkan angka "stunting"
Baca juga: BKKBN terus masifkan peran perguruan tinggi guna turunkan kekerdilan
Giwo mengatakan, besarnya angka stunting akan mempengaruhi kualitas generasi penerus, akan mempengaruhi kualitas SDM generasi penerus.
PPI dan Universitas FDK secara bersama-sama menyatakan sepakat melakukan kerja sama terkait pengembangan kegiatan gerakan masyarakat untuk penurunan stunting 2021-2024.
“Ini merupakan upaya mendukung program pemerintah dalam percepatan penurunan stunting dan peningkatan kualitas SDM serta meningkatkan kesejahteraan keluarga,” tambah dia.
Rektor Universitas FDK, Dr Evi Hasnita, mengatakan kampusnya sebagai kampus yang fokus pada bidang kesehatan sangat menyambut baik kerja sama tersebut.
Kerja sama tersebut dilakukan melalui berbagai langkah diantaranya penyelamatan anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari stunting dengan pemantauan dan dukungan untuk penanganan kasus gizi buruk, pencegahan stunting melalui kesehatan remaja, kesehatan calon pengantin, kesehatan ibu hamil dan balita, kesehatan bayi dua tahun, serta peningkatan pemberian ASI eksklusif.
Baca juga: Orang tua bisa cegah stunting dengan pantau tumbuh kembang anak
Baca juga: BKKBN: Besarnya populasi pengaruhi tingginya jumlah anak yang stunting
Baca juga: Pakar: Tidak semua anak bertubuh pendek alami stunting
Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022