Ia juga optimistis bila Ganjar Pranowo dan Puan Maharani diduetkan akan menjadi kekuatan besar.
"Kami tentu menolak adanya penundaan Pemilu 2024," kata Muchtar di Cirebon, Minggu, saat menghadiri Rapat Kerja Cabang (Rakercab) Laskar Ganjar Puan (LGP) tingkat Kota Cirebon.
Baca juga: CPCS ajak patuhi konstitusi dalam merespons wacana penundaan pemilu
Ia menuding penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 disebabkan ketiga ketua pimpinan partai itu tidak memiliki cukup kekuatan untuk maju dalam kontestasi lima tahunan.
Sebab saat ini lanjut Muchtar, lembaga survei politik lebih mengunggulkan tiga tokoh di Indonesia, yaitu Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.
Selain itu mayoritas masyarakat menolak perpanjangan masa jabatan Presiden, sehingga Presiden Joko Widodo harus mengakhiri masa jabatannya pada 2024 sesuai aturan konstitusi.
"Kalau ketiga ketum itu tidak masuk calon kuat, karena lembaga survei lebih mengunggulkan tiga nama yaitu Pak Ganjar, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto," tuturnya.
Untuk itu lanjut Mochtar, pihaknya saat ini sedang gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar bisa ikut menggaungkan dua nama kader partai terbaik yaitu Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.
Karena ujar Muchtar, dua nama tersebut saat sangat layak untuk diduetkan dalam Pilpres 2024, apalagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sudah memenuhi syarat mengajukan calon presiden sendiri.
"Karena ketika Ganjar dan Puan bersatu, maka kekuatan akan semakin bertambah. PDIP juga sudah bisa mengajukan calon sendiri karena telah memenuhi persyaratan," katanya.
Muchtar hadir di Cirebon dalam rangka konsolidasi organisasi, Rapat Kerja Cabang Laskar Ganjar-Puan (LGP) Kota Cirebon sekaligus melantik pengurus PAC tingkat Kecamatan dan Ranting tingkat Kelurahan.
Baca juga: Survei SMRC: Ganjar Pranowo unggul di kalangan pemilih kritis
Baca juga: Ganjar cukur gundul wujud empati pada anak penyintas kanker
Baca juga: Puan minta kades optimalkan dana desa
Baca juga: Wali Kota Eri: Sosok Puan Maharani lekat dengan Surabaya
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022