• Beranda
  • Berita
  • Macron desak Putin akhiri operasi militer di Ukraina

Macron desak Putin akhiri operasi militer di Ukraina

7 Maret 2022 08:29 WIB
Macron desak Putin akhiri operasi militer di Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Moskow, Rusia, Senin (7/2/2022). Pertemuan selama hampir lima jam tersebut belum menemukan titik temu penyelesaian krisis Ukraina. ANTARA FOTO/Sputnik/Kremlin via REUTERS/rwa.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri operasi militer Rusia di Ukraina dan memastikan perlindungan dan keamanan situs nuklir Ukraina, kata seorang pejabat dari kantor kepresidenan Prancis.

Pejabat Prancis itu mengonfirmasi bahwa Macron telah mengadakan pembicaraan melalui telepon dengan Putin selama hampir dua jam pada Minggu (6/3).

Media Rusia sebelumnya juga memberitakan tentang pembicaraan terbaru antara Putin dan Macron.

Macron tetap berkomunikasi secara teratur dengan Putin. Namun, seperti upaya internasional lainnya, upaya Macron itu belum berhasil membujuk Moskow untuk membatalkan operasi militer di Ukraina yang sekarang memasuki hari ke-11.

Baca juga: Moskow minta otoritas negara Baltik lindungi kedubes Rusia

Putin pada Minggu (6/3) mengatakan bahwa kampanyenya di Ukraina berjalan sesuai rencana dan tidak akan berakhir sampai Kiev berhenti berperang.

Pernyataan Putin itu disampaikan saat upaya untuk mengevakuasi warga kota Mariupol gagal untuk hari kedua berturut-turut. Mariupol telah dibombardir secara besar-besaran.

Putin juga menyampaikan komentarnya itu dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan, yang menyerukan gencatan senjata dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut bahwa konflik antara kedua negara tersebut telah menciptakan krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Sumber: Reuters

Baca juga: Putin: Penghancuran infrastruktur militer Ukraina hampir tuntas
Baca juga: Keteguhan dan keberpihakan Indonesia di tengah kemunafikan "G19"

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022