• Beranda
  • Berita
  • LPEI perluas kerja sama kembangkan industri berorientasi ekspor

LPEI perluas kerja sama kembangkan industri berorientasi ekspor

15 Maret 2022 08:02 WIB
LPEI perluas kerja sama kembangkan industri berorientasi ekspor
LPEI menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Industri Fashion Batik Menuju Pasar Dunia” berkolaborasi dengan Dekranasda Surakarta, Direktorat Jenderal Bea & Cukai (DJBC), Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Tengah II Kementerian Keuangan RI, dan pelaku Usaha Ekspor Batik wilayah Solo dan sekitarnya,  (ANTARA/HO-LPEI)
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ atau Indonesia Eximbank terus memperluas kerja sama dalam pengembangan industri yang berorientasi ekspor dengan memperkuat komitmen dengan pemangku kepentingan terkait.

Untuk itu, perseroan menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Industri Fashion Batik Menuju Pasar Dunia” berkolaborasi dengan Dekranasda Surakarta, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Tengah II Kementerian Keuangan dan pelaku Usaha Ekspor Batik wilayah Solo dan sekitarnya.

Corporate Secretary LPEI Chesna F. Anwar dalam keterangan di Jakarta, Selasa, mengatakan, FGD diselenggarakan di Rumah Ekspor Solo yang merupakan program inisiatif LPEI dalam menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga di daerah Solo.

Baca juga: Perhelatan G20, LPEI bawa UKM peserta program rintisan eksportir baru

"FGD ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi UKM menjadi mahir ekspor khususnya di Provinsi Jawa Tengah, mengorkestrasi seluruh pemangku kepentingan dalam ekosistem ekspor batik, serta meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing tinggi," ujar Chesna.

Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan dalam meningkatkan ekspor nasional, LPEI memiliki program Rumah Ekspor yang diharapkan dapat menjadi pusat pertemuan seluruh pihak dalam ekosistem ekspor di suatu wilayah termasuk industrinya.

Industri batik sebagai penyerap tenaga kerja yang tinggi di Indonesia menjadi sangat potensial untuk terus dikembangkan. Tercatat 47 unit usaha batik dari 101 sentra wilayah Indonesia mampu menyerap hingga 200 ribu tenaga kerja.

UNESCO bahkan telah menobatkan Batik Indonesia sebagai salah satu warisan budaya di bidang Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.

FGD yang melibatkan seluruh pelaku UKM Batik di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya itu berisikan sejumlah materi seperti potensi ekspor fashion batik, pengalaman ekspor batik, perkembangan fashion batik di dunia serta sharing session pelaku UKM ekspor batik di wilayah Jawa Tengah.

Peserta yang terdiri dari UKM, Alumni Coaching Program for New Exporter (CPNE), dan asosiasi tampak cukup antusias mengikuti FGD sampai berakhir.

Baca juga: LPEI perkenalkan penenun kain berkualitas ekspor di perhelatan G-20

Ketua Dekranasda Surakarta yang diwakili oleh Kabag Perekonomian Kota Solo, Yanti juga mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif pertemuan ini.

"Kami sangat mendukung industri Batik yang ada di Kota Solo dengan adanya karnaval dan kampong batik. Kami juga mengapresiasi kegiatan ini yang merupakan wujud nyata pengembangan ekspor nasional khususnya industri batik serta menginspirasi UKM di tengah kondisi perekonomian saat ini," ujar Yanti.

Menurut Yanti, sinergi dan kolaborasi sangat dibutuhkan untuk membawa industri batik melompat bersama menuju kancah internasional.

Baca juga: LPEI sebut aksesoris perak Desa Devisa Bantul diminati delegasi G-20

Baca juga: LPEI tampilkan produk UMKM binaan di hadapan delegasi G20

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022