Pulau ini berjarak sekitar 51,5 km dari Lombok Bandar Udara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid dan membutuhkan waktu sekitar 1 jam 50 menit untuk menuju ke sana.
Baca juga: Menparekraf cek kesiapan homestay di Gili Tramena untuk MotoGP
Namun pandemi COVID-19 sempat menyebabkan sebagian besar pihak hotel urung menggelar live music karena wisatawan yang datang juga berkurang drastis. Belakangan ini, aktivitas pariwisata perlahan kembali menggeliat, seiring berbagai pelonggaran bagi pelaku perjalanan luar negeri dan dalam negeri dari pemerintah. Di sepanjang pulau, beberapa pihak hotel mulai membuka ruang pesta mereka.
Sebenarnya, selain berpesta, ada beragam kegiatan yang bisa Anda lakukan selama di Gili Trawangan, salah satunya berkeliling pulang menaiki sepeda atau memilih "Ferrari Lombok" alias delman.
Tur berkeliling ini membutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan melewati tiga titik melihat matahari terbenam yakni Pinkcoco, Malibu dan Ombak Sunset. Waktu terbaik menikmati sunset yakni sekitar pukul 18.00 WITA.
Sepeda bisa Anda sewa dengan harga sekitar Rp25 ribu untuk tiga jam. Umumnya wisatawan menyewa sepeda pada pukul 17.00-20.00 WITA sembari berburu matahari terbenam.
Baca juga: Ritual Nyepi usai, wisatawan mulai tinggalkan tiga gili di Lombok
Sementara delman atau cidomo dalam bahasa lokal, dikenai biaya Rp250 ribu untuk sekedar berkeliling pulau. Anda bisa menemukan delman-delman ini di dekat pelabuhan Gili Trawangan.
Bagi Anda yang menyukai wisata air, bisa mencoba snorkeling lalu berkeliling dua pulau lain di Kepulauan Gili yakni Gili Meno, destinasi dengan keunggulan pesona bawah laut yang dilestarikan warga setempat. Kebanyakan wisatawan yang datang yakni pasangan menikah yang berbulan madu.
Ada juga Gili Air yakni pulau terdekat dari Lombok sehingga umumnya dijadikan opsi untuk kunjungan satu hari. Sebagian besar pelancong datang ke sana bersama keluarganya.
Untuk mencoba merasakan sensasi snorkeling di kawasan kepulauan Gili, Anda bisa langsung melakukan reservasi langsung di tempat penyewaan atau melalui guide. Abdul Karim (27), salah seorang pegiat bisnis snorkeling sejak 10 tahun lalu itu, menyediakan tiga titik untuk snorkeling antara lain Romantic Statue di Gili Meno, Turtle Point dan Meno Wall.
Pada spot Romantic Statue yang terletak di kawasan Gili Meno, Anda bisa melihat patung beberapa pasangan di bawah air yang membentuk lingkaran. Patung ini dibuat dibuat sekitar 12 tahun lalu untuk kebutuhan pariwisata khusus pasangan yang berbulan madu.
Setelah romantic statue, Anda akan dibawa menuju Turtle Point atau Turtle Heaven untuk melihat penyu dan Meno Wall atau tebing dengan kedalaman 3-4 meter (ke bawah).
Baca juga: Faskes di Gili Matra belum siap normal baru
"Bisa pilih-pilih di sekitar spot. Minimal 3 spot snorkeling. Kadang cek untuk arus, warna air keruh atau tidak. Kami utamakan keselamatan tamu. Kalau lokasi aman baru snorkeling di sana," kata Abdul Karim yang juga menjadi kapten kapal 03 Dara itu.
Waktu terbaik melakukan snorkeling sekitar pukul 08.00-09.00 WITA. Terkadang, ada juga wisatawan yang ingin melakukan snorkeling sembari menikmati momen matahari terbenam yakni sekitar pukul 18.00-19.00 WITA asalkan cuaca mendukung.
Berbicara biaya untuk melakukan snorkeling bergantung pada jumlah orang dan sifat kegiatan Anda, privat atau tidak. Speedboat dengan kapasitas 25 orang bila disewa pribadi sekitar 8-9 orang, membutuhkan biaya minimal Rp1,2 jutaan.
Sementara, bila sifatnya publik atau berbarengan dengan wisatawan lain, maka dikenakan biaya Rp100 ribu per orang dengan durasi sewa minimal 4 jam. Biaya ini sudah termasuk alat-alat snorkeling seperti jaket pelampung, fin atau sepatu katak dan snorkeling mask.
Anda yang menyukai surfing, maka berkunjung ke Gili Trawangan bisa menjadi pilihan terbaik karena ada surfing spot yang menjadi rekomendasi di sana. Menurut Sandi, waktu terbaik Anda berkunjung yakni pada Agustus-November karena saat itu, ombak cocok untuk kegiatan surfing Anda.
Baca juga: Gili Trawangan dan 2 Gili lain di Lombok akan dibuka lagi untuk wisata
Budget menuju dan menikmati Gili Trawangan
Berlibur ke Gili Trawangan ternyata membutuhkan kocek tak sedikit. Prangga Aditya Sandi (25) salah satu yang mengakuinya. Pria asal Sembalun, Lombok Timur yang berprofesi sebagai pemandu wisata itu mengatakan, sangking mahalnya, sebagian besar orang yang berkunjung ke sana hanya wisatawan mancanegara.
"Untuk turis lokal bisa dibilang 20 persen. Mahal. Gili (Trawangan) salah satu pulau yang mahal," kata dia kepada ANTARA.
Lantas berapa kira-kira biaya yang Anda harus Anda keluarkan untuk berlibur ke Gili Trawangan? Bila Anda memilih moda pesawat udara dari Bandar Udara Internasional Lombok Zainuddin Abduk Madjid, maka dibutuhkan biaya sekitar RpRp268 ribu-300 ribu menggunakan mobil via layanan transportasi yang diakses melalui aplikasi mobile.
Tetapi, bila Anda bersama rekan-rekan atau rombongan, menurut Sandi, Anda bisa menyewa mobil misalnya bermuatan 18 orang dengan biaya sekitar Rp2-3 jutaan.
Perjalanan dari bandara Lombok ke Teluk Nare, sekitar 1,5 jam dengan jarak tempuh kurang lebih 67,2 km. Dari Teluk Nare, Anda perlu menyeberang menuju Gili Trawangan menggunakan speedboat. Anda bisa menyewa kendaraan ini dengan biaya Rp1,5 juta atau membayar sebesar Rp350 ribu per orang. Anda perlu melakukan reservasi minimal tiga hari sebelum tanggal kedatangan.
Baca juga: Destinasi wisata tiga Gili disemprot cairan disinfektan cegah corona
Speedboat dengan muatan sekitar sepuluh orang itu mulai melayani penumpang sekitar pukul 9.00-22.00 WITA. Dibutuhkan waktu kurang lebih 20 menit untuk sampai di Gili Trawangan.
Bila Anda menilai biaya perjalanan ini mahal, maka Anda bisa memilih rute ala para backpacker yakni melalui Padangbai, Karangasem, Bali, yang merupakan pelabuhan feri untuk pelayaran ke Pulau Lombok dan Gili.
Salah satu kelebihan jika Anda memilih rute ini, yakni bisa membawa sepeda motor yang disewa dari Bali dan kebanyakan turis asing melakukannya.
Baca juga: Gubernur NTB: Pembatasan transportasi ke kawasan gili hanya dari Bali
"Kebanyakan bawa motor, jarang pakai pesawat (dari Bandara di Lombok). Dari Bali nyewa motor dibawa ke Gili Trawangan," tutur Sandi.
Anda membutuhkan waktu sekitar dua jam menuju Padangbai dari Bandar Udara Internasional Ngurah Rai. Anda perlu merogoh kocek sekitar Rp381 ribu-430 ribu bila menggunakan mobil via layanan transportasi yang diakses melalui aplikasi mobile untuk menuju Padangbai.
Dari Padangbai, Anda perlu sekitar 4 jam menuju Pelabuhan Bangsal, Gili Trawangan menggunakan kapal feri. Biaya yang diperlukan untuk naik feri yakni sekitar Rp125 ribu per orang.
Pilihan lainnya yakni menggunakan speedboat dari Bali dengan biaya Rp200 ribu per orang dan waktu tempuh kurang lebih 1 jam.
Untuk penginapan, tersedia homestay hingga hotel berbintang. Sandi mengatakan, homestay paling mahal dikenai biaya Rp200 ribu. Sementara untuk hotel, bervariasi tergantung pilihan Anda.
Rekomendasi waktu kunjungan bagi Anda dengan tipe backpacker dan ingin menikmati Gili Trawangan yakni sekitar 3 hari 2 malam. Tetapi bila Anda berniat mengunjungi dua gili lain seperti Gili Meno dan Air, maka disarankan menyediakan waktu sekitar 5 hari 4 malam.
"Budget sekitar Rp2 juta, belum termasuk hotel. Kalau include hotel bisa Rp3,5-4 juta (belum termasuk akomodasi dari Teluk Nare atau Padangbai)," kata Sandi.
Bila menengok salah satu penyedia akomodasi online, tarif hotel-hotel di kawasan ini bervariasi mulai dari Rp100 ribuan hingga Rp2 jutaan per malamnya. Anda bisa menyesuaikan dengan budget yang Anda miliki.
Pandemi dan angin segar MotoGP Mandalika
Baik Abdul Karim maupun Sandi sepakat, pandemi COVID-19 begitu berdampak pada pariwisata di Gili Trawangan. Sebelum pandemi, para wisatawan bahkan sampai rela antri untuk berkunjung namun ketika pandemi, pemandangan itu tak lagi terlihat.
Abdul Karim mengatakan, selama masa awal pandemi, dalam sehari bahkan dia pernah tak mendapatkan satu pelanggan pun. Pendapatnya juga pernah pun turun 100 persen.
Padahal, sebelum pandemi dalam sebulan, permintaan wisatawan melakukan snorkeling bisa hingga tiga kali dalam sehari.
Tetapi, angin segar akhirnya menerpa Abdul Karim dan rekan-rekannya sesama pegiat pariwisata di Lombok menjelang perhelatan ajang MotoGP 2022 yang akan berlangsung di Mandalika pada 18-20 Maret mendatang.
Dua bulan sebelum gelaran balapan yang berlangsung di arena balap Pertamina Mandalika International Street Circuit itu, hampir setiap hari ada pelanggan yang datang. Walau memang kebanyakan dari mereka memilih day trip dari Lombok dan menginap semalam di Gili Trawangan.
Angin segar gelaran MotoGP Mandalika bagi pariwisata Lombok juga diakui pihak hotel. General Manager Marc Hotel Gili Trawangan, Asep Solihin mengatakan, jika saat pandemi hingga awal Februari lalu wisatawan yang datang cenderung tak banyak, tetapi pada pekan kedua Maret perlahan ada kenaikan.
Dari sekitar 6000 kamar yang tersedia di seluruh Gili, sudah sekitar 200 kamar di Gili Trawangan dipesan, khususnya untuk 18-21 Maret mendatang. Tak hanya hotel-hotel berbintang, kamar-kamar di hotel kecil dan vila juga ikut diserbu para pelancong.
Hal ini berbeda ketimbang tahun lalu. Asep mengatakan, penurunan wisatawan sampai di atas 90 persen. Pihak hotel juga tak lagi bisa leluasa menggelar acara pesta bagi tamu-tamunya.
Saat ini, beberapa hotel besar mulai kembali menyelenggarakan pesta beserta live music untuk para wisatawan yang masih didominasi warga negara asing.
Dia berharap, ajang MotoGP ditambah berbagai pelonggaran perjalanan saat ini termasuk kebijakan visa on arrival dan ditiadakannya karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) memasuki Bali bisa mendongkrak wisatawan khususnya dari luar negeri yang masuk. Kawasan Gili sejak lama populer di kalangan turis asing.
Hal serupa juga diamini pihak online travel agent (OTA) di Indonesia. Public Relation Manager, tiket.com, Sandra Darmosumarto menuturkan, reservasi hotel di Lombok khususnya Senggigi dan Batu Layar bahkan sudah terisi penuh sejak bulan Februari lalu.
Menurut dia, para penikmat MotoGP selain dapat menyaksikan langsung pertandingan, juga bisa menikmati kemolekan wisata di Lombok dan sekitarnya.
Sandra berharap ajang MotoGP Mandalika dapat menjadi momentum pendorong pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia, termasuk Lombok apalagi saat ini regulasi perjalanan dilonggarkan sehingga memungkinkan masyarakat bepergian dengan lebih mudah dan tetap aman.
"Kami optimis pagelaran seperti MotoGP memicu wisatawan asing ke Indonesia. Ini saat tepat menjadi host yang baik untuk (menyambut) wisatawan. Lombok sudah siap menjadi the next Bali," demikian kata dia.
Baca juga: Gili Strong Triathlon untuk pemulihan pariwisata NTB
Baca juga: Mengelola sampah di daerah wisata ala Gili Eco Trust
Baca juga: 2.000 wisatawan asing dievakuasi dari Gili Trawangan
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022