Komunitas Nol Sampah menyebut sekitar 70 persen sampah di Kota Surabaya, Jawa Timur, berasal dari aktivitas rumah tangga yang sebagian merupakan sampah organik.minimal ada penyelesaian sampah di tingkat rumah tangga
Koordinator Komunitas Nol Sampah Wawan Some di Surabaya, Jumat, mengatakan, sebanyak 70 persen sampah yang datang ke Tempat Penampungan Akhir (TPA) Benowo setiap harinya berasal dari sampah rumah tangga.
"Jika dilihat dari komposisinya, sebanyak 50 persen sampah rumah tangga berasal dari sampah sisa makanan," kata Wawan.
Menurut dia, salah satu metode untuk pengelolaan sampah sisa makanan adalah dengan budi daya maggot BSF (Black Soldier Fly) yang mampu memakan sampah organik.
Baca juga: Komunitas Nol Sampah dukung pasar di Surabaya bebas kantong plastik
Baca juga: 40 kampung di Surabaya ditunjuk ikuti program Kampung Zero Waste
Maggot BSF adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon. Selama masa hidupnya Maggot BSF mengkonsumsi makanan organik, misalnya sampah organik. Maggot BSF ini juga bisa membantu permasalahan sampah organik yang menggunung.
Wawan mengatakan, pelatihan maggot BSF perlu dilakukan terus menerus kepada warga di Surabaya. Dengan demikian, lanjut dia, warga menjadi paham cara pengolahan sampah rumah tangga dengan maggot BSF.
"Minimal ada penyelesaian sampah di tingkat rumah tangga atau di tingkat kampung yang bisa mengurangi sampah sisa makanan masuk ke TPA Benowo," kata Wawan.
Ia menjelaskan, pihaknya bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya akan terus memberikan pendampingan edukasi pengolahan sampah organik menggunakan maggot. Terutama pada kampung binaan Pemkot Surabaya atau Kampung Zero Waste.
"Karena Kota Surabaya sudah membagikan 150 rak maggot dan sudah berjalan hingga saat ini," ujar dia.
Baca juga: Pengelolaan sampah plastik jadi sumber pendapatan warga Surabaya
Maggot BSF adalah larva dari jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon. Selama masa hidupnya Maggot BSF mengkonsumsi makanan organik, misalnya sampah organik. Maggot BSF ini juga bisa membantu permasalahan sampah organik yang menggunung.
Wawan mengatakan, pelatihan maggot BSF perlu dilakukan terus menerus kepada warga di Surabaya. Dengan demikian, lanjut dia, warga menjadi paham cara pengolahan sampah rumah tangga dengan maggot BSF.
"Minimal ada penyelesaian sampah di tingkat rumah tangga atau di tingkat kampung yang bisa mengurangi sampah sisa makanan masuk ke TPA Benowo," kata Wawan.
Ia menjelaskan, pihaknya bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya akan terus memberikan pendampingan edukasi pengolahan sampah organik menggunakan maggot. Terutama pada kampung binaan Pemkot Surabaya atau Kampung Zero Waste.
"Karena Kota Surabaya sudah membagikan 150 rak maggot dan sudah berjalan hingga saat ini," ujar dia.
Baca juga: Pengelolaan sampah plastik jadi sumber pendapatan warga Surabaya
Baca juga: Sembilan tempat pembuangan sampah di Surabaya sudah wujudkan konsep 3R
Sub Koordinator Penyuluhan Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Surabaya Dyan Prasetyaningtyas sebelumnya mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk mengatasi persoalan sampah di Kota Pahlawan, khususnya sampah rumah tangga.
Menurut dia, pihaknya secara bertahap menggelar penyuluhan pengolahan sampah organik dengan menggunakan sistem Maggot BSF kepada warga yang tergabung dalam Kader Surabaya Hebat. Dyan mengatakan, pihaknya telah menggelar penyuluhan Maggot BSF di RW VI Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Surabaya, Kamis (24/3).
"Kami melakukan pendekatan pengelolaan sampah melalui hal yang paling sederhana, yakni pemilihan sampah organik dan non-organik. Sebab, saat ini kami sedang fokus dalam hal pengurangan sampah di Kota Surabaya, karena timbunan sampah yang masuk ke TPA Benowo sebanyak 1.650 ton per hari," kata Dyan.
Dyan mengaku, pihaknya berusaha untuk melakukan pengurangan sampah di Kota Surabaya dengan melakukan edukasi secara masif. Menurut dia, untuk mengatasi permasalahan sampah Kota Surabaya, tidak bisa diatasi oleh Pemkot Surabaya saja, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat.
Baca juga: Pemkab Jember dukung pengembangan maggot solusi atasi masalah sampah
Sub Koordinator Penyuluhan Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Surabaya Dyan Prasetyaningtyas sebelumnya mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk mengatasi persoalan sampah di Kota Pahlawan, khususnya sampah rumah tangga.
Menurut dia, pihaknya secara bertahap menggelar penyuluhan pengolahan sampah organik dengan menggunakan sistem Maggot BSF kepada warga yang tergabung dalam Kader Surabaya Hebat. Dyan mengatakan, pihaknya telah menggelar penyuluhan Maggot BSF di RW VI Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Surabaya, Kamis (24/3).
"Kami melakukan pendekatan pengelolaan sampah melalui hal yang paling sederhana, yakni pemilihan sampah organik dan non-organik. Sebab, saat ini kami sedang fokus dalam hal pengurangan sampah di Kota Surabaya, karena timbunan sampah yang masuk ke TPA Benowo sebanyak 1.650 ton per hari," kata Dyan.
Dyan mengaku, pihaknya berusaha untuk melakukan pengurangan sampah di Kota Surabaya dengan melakukan edukasi secara masif. Menurut dia, untuk mengatasi permasalahan sampah Kota Surabaya, tidak bisa diatasi oleh Pemkot Surabaya saja, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat.
Baca juga: Pemkab Jember dukung pengembangan maggot solusi atasi masalah sampah
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022