Pendapatan Huawei di 2021 capai Rp1.400 triliun

28 Maret 2022 19:05 WIB
Pendapatan Huawei di 2021 capai Rp1.400 triliun
Tangkapan layar - Konferensi pers Huawei 2021 Annual Report pada Senin, (28/3/2022) (ANTARA/Suci Nurhaliza)
Perusahaan teknologi Huawei mengungkapkan telah berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar 636,8 miliar yuan (sekitar Rp1.400 triliun) pada tahun 2021, dengan laba bersih 113,7 miliar yuan (sekitar Rp256 triliun).

Sementara itu, pengeluaran untuk riset dan pengembangan atau R&D mencapai 142,7 miliar yuan (sekitar Rp321 triliun) pada tahun tersebut.

"Kami sangat menghargai dukungan dari mitra pelanggan dan konsumen kami. Secara keseluruhan, pangsa pasar kami dari bisnis operator dan pendapatan dari bisnis karir sejalan dengan perkiraan kami," ujar Meng Wanzhou, Chief Financial Officer (CFO) Huawei, saat konferensi pers 2021 Annual Report secara virtual pada Senin.

Wanzhou memaparkan, bisnis operator Huawei berhasil meraup 281,5 miliar yuan (sekitar Rp634 triliun) dan membantu operator di seluruh dunia untuk menyebarluaskan jaringan 5G.

Hasil pengujian dari pihak ketiga menemukan bahwa jaringan 5G yang dibangun Huawei untuk pelanggan di 14 negara termasuk Swiss, Jerman, Finlandia, Belanda, Korea Selatan, dan Arab Saudi berhasil memberikan customer experience terbaik.

Baca juga: Huawei hadirkan solusi baru di MWC untuk akses digital makin inklusif

Dengan bekerja sama dengan operator dan mitra, Huawei telah menandatangani lebih dari 3.000 kontrak komersial untuk industri 5G, yang digunakan di sektor-sektor seperti manufaktur, pertambangan, pabrik besi dan baja, pelabuhan, hingga rumah sakit.

Bisnis perusahaan Huawei juga tumbuh pesat berkat tren transformasi digital yang berkelanjutan. Terbukti, Huawei berhasil meraih pendapatan 102,4 miliar yuan (sekitar Rp230 triliun) selama tahun 2021.

Tahun lalu, Huawei meluncurkan 11 solusi berbasis skenario untuk sektor utama seperti pemerintah, transportasi, keuangan, energi, dan manufaktur. Perusahaan juga membentuk beberapa tim khusus untuk menggabungkan sumber daya dengan cara yang lebih efisien dalam melayani kebutuhan pelanggannya.

Lebih dari 700 kota dan 267 perusahaan Fortune Global 500 telah memilih Huawei sebagai mitra transformasi digital. Kini, Huawei bekerja dengan lebih dari 6.000 mitra di seluruh dunia.

Sementara itu, bisnis konsumen Huawei meraup pendapatan 243,4 miliar yuan (sekitar Rp548 triliun) pada tahun 2021 dan terus melihat adanya pertumbuhan penjualan yang stabil di wearable, smart screen, true wireless stereo (TWS) earbuds, dan Huawei Mobile Services (HMS).

"Pendapatan dari handset, tablet, dan PC menurun karena beberapa pembatasan. Namun, wearable dan smart screen mencapai pertumbuhan yang sangat baik di atas 30 persen," imbuh Wanzhou.

Secara total, HarmonyOS digunakan di lebih dari 220 juta perangkat Huawei pada tahun 2021, menjadi sistem operasi perangkat seluler dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Selama setahun terakhir, Huawei juga fokus membangun ekosistem openEuler, MindSpore, dan HarmonyOS.

Rotating Chairman Huawei Guo Ping mengatakan bahwa ke depannya, Huawei akan terus melakukan perjalanan dalam digitalisasi, transformasi yang cerdas, dan teknologi yang rendah karbon.

"Mengandalkan bakat, penelitian ilmiah, dan semangat inovatif, kami akan terus meningkatkan investasi dan membangun daya saing jangka panjang," ujarnya.

Baca juga: Kenya dan Huawei tandatangani perjanjian tingkatkan kapasitas ICT

Baca juga: Huawei: 5G menambah nilai dan manfaat baru bagi masyarakat

Baca juga: Presidensi G20 menjadi ajang kembangkan 5G di banyak sektor

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022