"Pegunungan Meratus yang terisolasi dari rantai pegunungan lain di Kalimantan membentuk komunitas fauna yang unik seperti yang terlihat pada kelompok burung," kata peneliti dari Museum Zoologicum Bogoriense Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Mohammad Irham dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Jumlah spesies burung di Indonesia bertambah
Secara penampakan fisik, burung Kacamata Meratus berwarna hijau zaitun dengan corak zaitun kekuningan pada tubuh bagian bawah. Kerabat yang paling dekat dengan Kacamata Meratus adalah Kacamata Laut (Z. chloris) yang memiliki warna kuning yang lebih terang.
Sedangkan Sikatan Kadayang memiliki warna yang lebih khas, yaitu tubuh bagian atas yang berwarna biru dan bagian bawah berwarna coklat jingga terang sampai putih.
Sikatan Kadayang berbeda dari Sikatan Dayak (C. montanus) yang memiliki warna biru lebih pekat dan tubuh bawah kecoklatan tanpa warna putih.
Irham menuturkan konservasi dan kelestarian burung di Pegunungan Meratus berpotensi terhadap ancaman dari perubahan dan kerusakan habitat.
Wilayah dataran rendah dari Pegunungan Meratus telah mengalami perubahan, sehingga menyisakan habitat yang relatif utuh di zona pegunungan di atas 500 meter di atas permukaan laut dengan luasan yang cukup terbatas.
Baca juga: Jenis burung khas Indonesia bertambah lagi
Baca juga: Menteri LHK rilis nama spesies baru burung Pulau Rote
Ancaman lainnya adalah perburuan burung untuk memenuhi pasar burung berkicau. Perburuan tersebut mendorong populasi burung di Meratus pada ancaman kepunahan.
Oleh karena itu, kata Irham, konservasi habitat dan spesies di Pegunungan Meratus sangat penting untuk dilakukan.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022