Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi komitmen Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam upayanya mengeliminasi tuberkulosis (TB).
"TBC telah menular lebih dari 100 tahun, kita bisa memanfaatkan infrastruktur, alat diagnosis, vaksinasi serta penggunaan teknologi kesehatan pada pandemi COVID-19 untuk digunakan dalam mengeliminasi TBC," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Selayaknya COVID-19, ia mengatakan, upaya penanggulangan TB dilakukan dengan testing dan pelacakan di masyarakat.
Ia mengatakan TB masih menjadi masalah kesehatan di tingkat global maupun nasional. Meskipun bisa dicegah dan diobati, penyakit TB masih mengintai masyarakat Indonesia.
Pada 2020, katanya, tercatat jumlah kasus TB di Indonesia mencapai 824.000 kasus, sementara jumlah kematian akibat TB mencapai 93.000 kasus setiap tahun. Data ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kasus nomor tiga terbanyak di dunia setelah India dan China.
Baca juga: Pakar: Penting bagi dunia untuk susun pendanaan bagi TBC
Ketua Proyek Zero TB Yogyakarta Rina Triasih mengakui upaya penemuan kasus TB di Yogyakarta masih belum optimal.
Menurut dia, dibutuhkan dukungan dan kolaborasi dari masyarakat, pemangku kepentingan setempat serta pemerintah agar pelacakan kasus bisa segera ditemukan, sehingga tidak menjadi sumber penularan di tengah masyarakat.
Pihaknya memiliki program untuk melakukan upaya pencegahan dengan pemberian tablet TPT jangka pendek kepada kontak erat pasien TB di rumah.
"Kalau memiliki kontak sekalian kita lakukan tes, kalau dia laten akan dilakukan terapi pencegahan. Inilah upaya komprehensif yang tidak hanya menemukan dan mengobati saja tetapi juga memberikan terapi pencegahan," katanya.
Wakil Gubernur D.I. Yogyakarta Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X menyampaikan empat kabupaten dan satu kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan komitmen dalam upaya percepatan eliminasi TB pada 2030.
Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama oleh Wakil Gubernur D.I. Yogyakarta dalam acara G20 Side Event on TBC pada Selasa (29/3), di selasar Prambanan.
"Kita hadir di sini untuk menyelaraskan diri dan bersinergi, bangkit bersama dan menjadi kuat bersama tanpa ada satupun pihak yang ditinggalkan," katanya.
Baca juga: Stop TB: Tuberkulosis jadi ancaman bagi keamanan kesehatan global
Baca juga: Menkes: Penanganan tuberkulosis butuh investasi ilmu pengetahuan
Baca juga: Menkes akan tingkatkan peran posyandu untuk surveilans tuberkulosis
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022