Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menekankan skema risk sharing atau berbagi risiko, merupakan konsep strategi pembangunan untuk menciptakan negara tangguh dan dinamis.Konsep risk sharing ini memang menekankan risiko harus didistribusikan kepada semua pihak yang terlibat, supaya jangan satu pihak saja yang menderita. Sehingga jika ada risiko, maka tidak besar (tidak berat)
Hal tersebut disampaikan Wapres dalam acara "Economic Challenges Special Ramadhan" yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta, yang dipantau di Jakarta, Sabtu.
"Konsep risk sharing ini memang menekankan risiko harus didistribusikan kepada semua pihak yang terlibat, supaya jangan satu pihak saja yang menderita. Sehingga jika ada risiko, maka tidak besar (tidak berat), begitu," kata Wapres.
Wapres mengatakan skema berbagi risiko bisa dilihat pada skema asuransi, perbankan, pembangunan infrastruktur dan lain sebagainya.
Menurutnya, konsep berbagi risiko diterapkan dalam pembangunan sebagai salah satu solusi terhindar dari krisis ekonomi, dan menjaga stabilitas sistem keuangan, karena menghindari kerugian berlebihan di satu pihak.
"Karakteristik ini sejalan dengan empat pilar utama pembangunan berkelanjutan, yakni pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, pembangunan lingkungan, pembangunan hukum dan tata kelola," ujarnya.
Dia mengatakan skema berbagi risiko juga sesuai dengan keuangan Islam yang dalam transaksinya memiliki prinsip berbagi keuntungan dan berbagi kerugian.
"Memang ekonomi Islam harus berprinsip keadilan, keseimbangan dan kebersamaan," jelasnya.
Baca juga: Menkeu sebut pembiayaan anggaran melalui utang turun 66,1 persen
Baca juga: Ekonom CORE nilai "burden sharing" memang peran Bank Indonesia
Baca juga: Ketua Banggar DPR apresiasi SKB III "burden sharing" BI dan pemerintah
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022