meminta seluruh warga atau penumpang arus mudik untuk melapor ke petugas jika menemukan calo beraktivitas di terminal tersebut.
"Kalau ada praktik calo tiket warga bisa melaporkan ke kita, ke petugas Jepolisian dan paguyuban Perusahaan Otobus (PO) di terminal," kata Revi saat ditemui di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Minggu.
Revi juga akan mengerahkan anggotanya untuk melakukan patroli guna mengantisipasi calo tiket.
Menurut Revi, aktivitas calo harus dihilangkan karena merugikan penumpang dan PO, terlebih saat musim mudik lebaran ini.
Karena keberadaan calo, penumpang harus membeli tiket dengan harga jauh lebih mahal dari harga aslinya. Pihak PO juga dirugikan karena tidak meraup untung dari lonjakan harga tiket yang ditetapkan calo.
"Karena calo ini bekerja sendiri, naikin harga sendiri dan keuntungan untuk diri sendiri," kata Revi.
Baca juga: 156 sopir jalani tes urine di Terminal Kalideres
Baca juga: 336 warga terima vaksin "booster" di Terminal Kalideres
Sejauh ini, dia memastikan belum ada temuan praktik calo di lingkungan Terminal Kalideres. Walau demikian, dirinya tetap mengimbau para pemudik untuk membeli tiket dari karyawan resmi PO yang bertugas menyambut dan menawarkan tiket kepada penumpang.
"Jadi di kita itu hanya ada karyawan PO yang memakai seragam resmi dan kartu identitas. Mereka bertugas menawarkan mengantar penumpang ke loket tiket," kata dia.
Di loket tiket itulah penumpang bisa membeli tiket dengan harga resmi. "Tidak ada karyawan PO yang menaikkan harga tiket sendiri," tegas Revi.
Jumlah penumpang di Terminal Kalideres terus meningkat menjelang lebaran. Tercatat di H-9 lebaran saja penumpang di terminal ini sudah mencapai 418 dengan mayoritas tujuan Pulau Jawa dan Sumatera.
Revi memperkirakan puncak keberangkatan akan terjadi pada H-3 lebaran dengan jumlah mencapai 3.500 orang.
Baca juga: Jumlah penumpang Terminal Kalideres naik empat kali lipat
Pewarta: Walda Marison
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022