Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang menyatakan sebanyak 1.881 ekor sapi ternak masyarakat di daerah itu positif terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).jumlah sapi yang terjangkit PMK bisa juga bertambah
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang Safuan di Aceh Tamiang, Senin, dari jumlah ternak terjangkit wabah tersebut, 13 ekor di antaranya mati.
"Sebanyak 13 ekor sapi dilaporkan mati mengenaskan. Berdasarkan hasil uji laboratorium, kematian sapi-sapi tersebut karena wabah penyakit mulut dan kuku," kata Safuan.
Safuan mengatakan ternak sapi masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang mencapai 45 ribuan ekor. Puluhan ribu hewan ternak tersebut tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang.
Baca juga: Pemerintah sudah bisa kendalikan penyebaran PMK
Baca juga: Ratusan ternak sapi di Gresik terserang PMK butuh status KLB
Sedangkan dua kecamatan lainnya, kata Safuan, belum terdata apakah ada hewan ternak sapi terpapar penyakit mulut dan kuku atau tidak. Namun begitu, petugas di lapangan mendata kondisi hewan ternak di dua kecamatan tersebut.
"Dua kecamatan yang belum kami data yaitu Tenggulun dan Tamiang Hulu. Bisa jadi jumlah sapi yang terjangkit PMK bisa juga bertambah," kata Safuan menyebutkan.
Menurut Safuan, penyakit mulut dan kuku dengan gejala demam tinggi, mulut mengeluarkan air seperti buih, tidak mau makan hingga kuku terkelupas. Wabah penyakit ini berakhir dengan kematian hewan ternak.
Baca juga: Dispertan Gresik minta peternak tidak datangkan hewan dari luar kota
Sedangkan dua kecamatan lainnya, kata Safuan, belum terdata apakah ada hewan ternak sapi terpapar penyakit mulut dan kuku atau tidak. Namun begitu, petugas di lapangan mendata kondisi hewan ternak di dua kecamatan tersebut.
"Dua kecamatan yang belum kami data yaitu Tenggulun dan Tamiang Hulu. Bisa jadi jumlah sapi yang terjangkit PMK bisa juga bertambah," kata Safuan menyebutkan.
Menurut Safuan, penyakit mulut dan kuku dengan gejala demam tinggi, mulut mengeluarkan air seperti buih, tidak mau makan hingga kuku terkelupas. Wabah penyakit ini berakhir dengan kematian hewan ternak.
Baca juga: Dispertan Gresik minta peternak tidak datangkan hewan dari luar kota
Baca juga: Disnak Sulsel tutup akses pengiriman antisipasi penularan virus PMK
Safruddin, peternak sapi di Aceh Tamiang, mengaku sebanyak 19 ekor sapi miliknya terkena wabah penyakit mulut dan kuku secara serentak. Gejala penyakit tersebut lunglai dan berjalan pincang. Gejala diketahuinya menjelang lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah.
"Sebelum lebaran, saya melihat banyak ternak sapi saya mengalami keanehan, mulut keluar liur banyak dan tidak mau makan rumput. Kakinya tiba-tiba pincang tidak bisa bangun," kata Safruddin.
Safruddin mengatakan dirinya sempat memanggil mantri ternak dan minta menyuntikkan obat. Saat itu, kondisi lembu sudah terbaring dan kuku kakinya mau copot.
"Tiga hari setelah disuntik kesehatan sapi mulai mengalami perubahan dan sudah mau makan. Namun, saya masih khawatir wabah penyakit mulut dan kuku ini," kata Safruddin.
Baca juga: Kementan siapkan strategi pemberantasan penyakit mulut-kuku ternak
Safruddin, peternak sapi di Aceh Tamiang, mengaku sebanyak 19 ekor sapi miliknya terkena wabah penyakit mulut dan kuku secara serentak. Gejala penyakit tersebut lunglai dan berjalan pincang. Gejala diketahuinya menjelang lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah.
"Sebelum lebaran, saya melihat banyak ternak sapi saya mengalami keanehan, mulut keluar liur banyak dan tidak mau makan rumput. Kakinya tiba-tiba pincang tidak bisa bangun," kata Safruddin.
Safruddin mengatakan dirinya sempat memanggil mantri ternak dan minta menyuntikkan obat. Saat itu, kondisi lembu sudah terbaring dan kuku kakinya mau copot.
"Tiga hari setelah disuntik kesehatan sapi mulai mengalami perubahan dan sudah mau makan. Namun, saya masih khawatir wabah penyakit mulut dan kuku ini," kata Safruddin.
Baca juga: Kementan siapkan strategi pemberantasan penyakit mulut-kuku ternak
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022