• Beranda
  • Berita
  • DKPH: 143 ekor sapi di Probolinggo terduga terjangkit PMK

DKPH: 143 ekor sapi di Probolinggo terduga terjangkit PMK

10 Mei 2022 22:03 WIB
DKPH: 143 ekor sapi di Probolinggo terduga terjangkit PMK
Petugas memeriksa ternak sapi untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Probolinggo, Selasa (10/5/2022). (ANTARA/HO-Diskominfo Kabupaten Probolinggo)
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Probolinggo mencatat sebanyak 143 ekor sapi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur terduga terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dan enam ekor sembuh dari penyakit tersebut.

"Untuk populasi terancam sebanyak 78.600 ekor yang berasal dari 41 peternak tersebar di Kecamatan Wonomerto, Kuripan dan Bantaran," kata Kepala DPKH Kabupaten Probolinggo Yahyadi di kabupaten setempat, Selasa.

Baca juga: Pemkab Madiun lakukan sidak pasar hewan guna antisipasi PMK

Kendati demikian, lanjut dia, DPKH meminta agar masyarakat khususnya peternak tidak perlu panik karena penyakit itu bisa sembuh setelah diisolasi selama 14 hari sejak pertama kali terdeteksi terjangkit penyakit mulut dan kuku.

"Apabila ada sapi yang terdeteksi menderita penyakit mulut dan kuku maka tindakannya harus dipisah dari hewan yang lain. Virus itu tidak menular kepada manusia karena bukan zoonosis," tuturnya.

Baca juga: Penularan penyakit mulut dan kuku diantisipasi bersama

Ia mengimbau peternak jangan panik dengan adanya PMK yang menyerang ternak karena Tuhan menciptakan penyakit itu pasti ada solusinya. Kalaupun ada yang mati, kemungkinan bukan karena PMK saja.

"Bisa jadi karena kurang makan. Apabila ada sapi yang mati harus divisum dulu, sehingga diketahui penyebab kematiannya apakah karena virus, kurang pakan atau yang lainnya," katanya.

Baca juga: Disnak Sulsel tutup akses pengiriman antisipasi penularan virus PMK

Menurutnya kasus PMK itu ditemukan karena ada penyisiran kasus yang dilakukan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dengan mengambil sample delapan ekor sapi dan dari hasil tes usap yang keluar pada Senin (9/5) tercatat 7 ekor positif dan 1 ekor negatif.

"Dari 7 ekor yang positif pada Senin (9/5) dan pada tanggal 10 Mei 2022 hingga pukul 14.30 WIB, sudah menunjukkan kesembuhan. Dari 7 ekor, tinggal 1 ekor yang masih dikarantina," katanya.

Baca juga: 15 ekor sapi di Boyolali positif terjangkit penyakit kuku dan mulut

Ia menjelaskan enam ekor sapi menunjukkan tanda kesembuhan dengan edukasi baik secara medis maupun non-medis. Secara medis disuntik untuk kesehatan dengan vitamin B Complex, sedangkan untuk non-medis dikasih jamuan empon-empon ditambah telur dan madu supaya menambah nafsu makannya.

"Penyakit mulut dan kuku pada ternak itu bisa sembuh dengan catatan ada vaksinasi selama 2 kali dengan jenjang waktu 3 hari. Setelah hari ke-14 bisa terdeksi kesembuhannya," ujarnya.

Disamping vaksinasi, lanjut dia, ada pemberian suplemen vitamin-vitamin seperti vitamin B Complex khusus untuk HTG atau Hewan Tanpa Gejala. Pemberian pola pakan itu harus pakan hijauan dicacah dulu agar sapi mudah untuk memakannya.

Baca juga: Ratusan ternak sapi di Gresik terserang PMK butuh status KLB

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022