"Imunisasi merupakan program layanan kesehatan yang sangat terdampak pandemi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sehingga terjadi peningkatan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," kata Hartono Gunardi saat menyampaikan keterangan pers virtual yang diikuti dari YouTube Kemenkes RI di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Kemenkes sebut Bulan Imunisasi Anak Nasional 2022 digelar dua tahap
Adapun jenis penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi di antaranya hepatitis B, poliomyelitis, tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, pneumonia, dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib).
Berdasarkan hasil penelitian, kata Hartono, setiap kasus anak yang terinfeksi COVID-19 saat melakukan imunisasi setara dengan 80 kematian yang bisa dicegah oleh imunisasi.
"Imunisasi pada masa pandemi sangat efisien dalam melindungi anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," katanya.
Baca juga: Kemenkes integrasikan riwayat imunisasi anak ke dalam PeduliLindungi
Menurut Hartono, masyarakat sering takut untuk mengakses layanan imunisasi di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia karena COVID-19 sangat menular. "Sebab satu penderita COVID-19 bisa menulari tiga hingga lima orang sehat lain bila tidak diimunisasi," katanya.
Hartono mencontohkan campak merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, bahkan jauh lebih menular dari COVID-19. Satu penderita campak bisa menulari sekitar 12 hingga 18 anak lain yang tidak diimunisasi. "Kita perlu waspada dengan penyakit ini," katanya.
Penyakit lainnya adalah rubella yang dapat mengakibatkan kecacatan pada janin yang dikandung dan menjadi beban anak seumur hidup untuk mengakses pengobatan, dikucilkan masyarakat dan menjadi beban bagi pembiayaan yang bersumber dari keuangan negara.
Baca juga: Pakar imbau orang tua lengkapi imunisasi anak untuk hindari PD3I
"Imunisasi adalah program yang mulia dalam mencegah penyakit. Ada 1,7 juta anak yang belum mendapat imunisasi lengkap. Ini perlu dilindungi agar anak sehat dan tubuh berkembang jadi generasi emas pada 2045," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022