"Kita punya success story implementasi teknologi EOR yang menjadi rujukan industri migas global yaitu implementasi teknologi EOR steamflood di Lapangan Duri yang menjadi contoh ideal bagaimana sebuah proyek EOR dikelola," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis
Menurut dia, Indonesia tercatat mengalami dua kali puncak produksi minyak yakni pada 1977 dan 1995.
Puncak produksi pada 1995 menjadi catatan khusus lantaran merupakan hasil implementasi EOR tersebut.
Tutuka melanjutkan persiapan implementasi EOR steamflood Duri dilakukan segera setelah puncak produksi primary recovery dicapai dengan recovery factor hanya tujuh persen. Setelah fase persiapan, kemudian dilanjutkan EOR steamflood pilot huff & puff.
"Pembelajaran dari keberhasilan pilot huff & puff, kemudian menjadi modal implementasi EOR steamflood skala lapangan yang dimulai 1985 pada Area 1," tuturnya.
Tutuka pun berharap kisah sukses EOR Duri menjadi pembelajaran dunia migas Indonesia.
Meski keberhasilan EOR steamflood Duri tidak terlepas dari volume oil in place yang demikian besar serta tidak dimiliki lapangan-lapangan minyak lainnya, namun perlu digarisbawahi dari kesuksesan tersebut adalah dibutuhkan konsistensi dalam menyiapkan proyek EOR dari fase ke fase.
"Mulai dari persiapan dengan studi dan lab, pilot, full field implementation secara bertahap dibarengi program surveillance untuk terus melakukan efisiensi dan continues improvement agar bisa terus perform dalam situasi naik turunnya harga minyak," imbuhnya.
Walaupun sejauh ini belum ada lagi implementasi EOR skala full field, namun cukup banyak kegiatan-kegiatan implementasi EOR yang dilakukan pada skala percontohan di lapangan dan laboratorium.
Berbagai implementasi skala sumuran dan antarsumur dilakukan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dan memberikan indikasi kenaikan produksi.
Sejumlah metode EOR yang terbukti berhasil pada skala laboratorium juga banyak ditawarkan technology provider.
Tutuka pun berharap Festival EOR 2022 menjadi momentum mendorong percepatan implementasi teknologi EOR secara masif dalam rangka peningkatan cadangan dan produksi minyak.
"Secara nasional, masih terdapat sekitar 60 persen dari isi awal minyak di tempat atau setara 40 miliar barel minyak masih tertinggal di dalam reservoir setelah pengurasan primer dan sekunder. Jumlah ini merupakan target potensial implementasi teknologi EOR. Jika 10 persen saja dari target EOR tersebut dapat kita ambil, maka sangat berarti bagi peningkatan produksi minyak nasional," jelasnya.
Festival juga dapat menjadi ajang konsolidasi kegiatan-kegiatan EOR yang telah dilakukan dan mendapatkan terobosan-terobosan baru dalam aspek teknis dan komersial untuk mendorong implementasi teknologi EOR secara masif dalam berbagai skala.
Pada kesempatan sama, Pelaksana Tugas Kepala Balai Besar Pengujian Migas Lemigas yang juga Sesditjen Migas Kementerian ESDM Setyorini Tri Hutami menyampaikan maksud penyelenggaraan Festival EOR 2022 adalah mendorong percepatan implementasi teknologi EOR secara masif dalam rangka peningkatan cadangan dan produksi minyak nasional.
"Peserta festival terbuka untuk seluruh KKKS yang beroperasi di wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi di Indonesia dan technology provider, bisa perusahaan ataupun lembaga lain yang melakukan riset atau kegiatan EOR yang menyediakan teknologi EOR untuk aplikasi di lapangan-lapangan minyak Indonesia," ungkapnya.
Festival EOR 2022 ini bertujuan memberikan apresiasi atas upaya implementasi EOR KKKS dan technology provider, sekaligus ajang berbagi pengalaman dan lessons learned bagi para stakeholders dalam pengembangan dan implementasi teknologi EOR.
Kategori award Festival EOR 2022 ini terdiri atas EOR Achievement Award (Field EOR Award) dan EOR Innovation Award (Lab EOR Award) yang seleksinya dilakukan sampai pertengahan Agustus 2022.
Dalam proses seleksi, dewan juri bersifat independen dan jika dimungkinkan akan dilakukan evaluasi dan kunjungan lapangan.
Baca juga: Dirjen Migas: 87,18 persen anggaran dialokasikan untuk masyarakat
Baca juga: Dirjen Migas optimalkan LNG kapasitas kecil
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022