Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dia telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tentang situasi di Ukraina dan peran Rusia dalam masalah kesehatan global.
"Saya meminta akses aman ke Mariupol, Kherson, Zaporizhzhia Selatan & daerah terkepung lainnya untuk memberikan bantuan kesehatan. Warga sipil harus dilindungi," kata Tedros di Twitter.
Hubungan antara WHO dan Rusia telah tegang sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Anggota WHO di wilayah Eropa pekan lalu mengeluarkan resolusi yang dapat mengakibatkan penutupan kantor regional Rusia dan penangguhan pertemuan di negara itu.
Wakil ketua majelis rendah parlemen Rusia Pyotr Tolstoy menyerahkan daftar perjanjian Rusia dengan badan-badan internasional, termasuk WHO, ke majelis awal pekan ini.
Ia mengindikasikan bahwa langkah selanjutnya dapat berupa penarikan Rusia dari badan-badan internasional tersebut, menurut Interfax.
Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan menyingkirkan apa yang disebutnya nasionalisme anti Rusia yang dikobarkan oleh Barat.
Di lain pihak, Ukraina dan Barat mengatakan Rusia melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.
WHO telah melaporkan sekitar 235 serangan terhadap infrastruktur kesehatan di Ukraina sejak konflik dimulai, tanpa menuding pihak mana yang bersalah.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kabar Ukraina: Dari menyerahnya petempur Mariupol hingga krisis pangan
Baca juga: Salah sebut invasi Irak, George Bush: "Maksud saya Ukraina"
Baca juga: Kedubes AS di Ukraina kembali dibuka
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022