• Beranda
  • Berita
  • Pandemi COVID-19 berdampak turunnya daya belajar siswa

Pandemi COVID-19 berdampak turunnya daya belajar siswa

25 Mei 2022 19:55 WIB
Pandemi COVID-19 berdampak turunnya daya belajar siswa
Guru Besar Universitas Tidar (Untidar) Magelang Prof. Dr. A. Sri Haryati, M.Pd.  ANTARA/HO-Humas Untidar

jika dibiarkan akan sangat berbahaya bagi mereka

Pandemi COVID-19 telah membawa dampak yang luar biasa, salah satunya menurunnya daya belajar siswa, kata Guru Besar Universitas Tidar (Untidar) Magelang Prof. Dr. A. Sri Haryati, M.Pd.

"Banyak siswa mengalami learning loss dan jika dibiarkan akan sangat berbahaya bagi mereka, maka perlu dilakukan mitigasi," katanya pada pengukuhan guru besar bidang Ilmu Manajemen Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untidar di Magelang, Rabu.

Learning loss merupakan kondisi sebagian kecil atau sebagian besar capaian hasil belajar siswa hilang akibat terhentinya atau terganggunya proses pembelajaran di sistem pendidikan. Hasil belajar tersebut dapat berupa hasil belajar kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Menurut dia, mitigasi learning loss dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi risiko dan dampak hilangnya capaian hasil belajar siswa karena terganggunya proses pembelajaran yang diakibatkan oleh pandemi.

Ia menyampaikan berapa pun usia mereka, dan apa pun seting sekolah tempat mereka belajar, terdapat beberapa strategi bagi para pendidik untuk membantu menanggulangi learning loss, antara lain ajarkan materi-materi inti dengan metode spiral.

Baca juga: Akademisi: COVID-19 berpotensi timbulkan kehilangan pembelajaran
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Perlu langkah strategis atasi "learning loss"

Metode spiral merupakan strategi pembelajaran yang berfokus pada kegiatan menelaah materi-materi tertentu pada kurikulum. Para siswa mengulangi materi tersebut beberapa kali dalam satu semester atau satu tahun.

Kemudian tekankan isi pembelajaran yang merupakan prasyarat pembelajaran masa depan. Banyak pengetahuan dan keterampilan dasar yang penting untuk pembelajaran pada masa depan harus dipadukan.

"Oleh sebab itu, seorang pendidik perlu mengidentifikasi semua materi yang merupakan prasyarat bagi pembelajaran masa mendatang," katanya.

Selain itu, katanya ciptakan pembelajaran kilat untuk materi khusus setelah memutuskan materi prasyarat, guru perlu menciptakan pembelajaran yang membuat siswa mampu mempelajari dan menguasai materi itu secepat mungkin dan seteliti mungkin.

Baca juga: Kemendikbudristek : Kurikulum darurat kurangi dampak "learning loss"
Baca juga: Opsi kurikulum prototipe diyakini bantu pulihkan "learning loss"


Gunakan perencanaan yang fleksibel ketika para siswa belajar dengan menggunakan materi-materi yang dikembangkan secara khusus sesuai kebutuhan mereka, partisipasi mereka dalam kegiatan pembelajaran akan meningkat tajam.

"Untuk membantu siswa menguasai konsep-konsep inti yang dibutuhkan siswa, sediakan sumber belajar yang spesifik yang secara khusus dirancang sesuai tingkat pembelajaran siswa," katanya.

Menurut dia mitigasi learning loss di masa pandemi dan sesudahnya, hendaknya institusi pendidikan bertindak bijaksana dalam menangani permasalahan ini.

"Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum kebijakan diambil dengan berpegang pada prinsip bahwa setiap kebijakan pasti ada yang dirugikan. Yang terpenting adalah bahwa proporsi yang dirugikan hendaknya dapat ditekan sekecil mungkin, sehingga kebijakan akan terterima di semua lini," katanya. 

Baca juga: Disdikpora Gunung Kidul bina sekolah atasi "learning loss" pelajar

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022