• Beranda
  • Berita
  • BPBD Pacitan pantau dampak gempa bermagnitudo 5,2

BPBD Pacitan pantau dampak gempa bermagnitudo 5,2

12 Juni 2022 14:02 WIB
BPBD Pacitan pantau dampak gempa bermagnitudo 5,2
Infografis gempa Trenggalek (ANTARA/HO - BMKG)

Sejauh ini tidak ada laporan kerusakan berarti. Namun situasi masih terus kami pantau

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pacitan, Jawa Timur, terus memantau dampak gempa bermagnitudo 5,2 yang memiliki episentrum di selatan Kabupaten Trenggalek.

"Sejauh ini tidak ada (laporan) kerusakan berarti. Namun situasi masih terus kami pantau," kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko di Pacitan, Minggu.

Kendati tidak ada korban maupun kerusakan, Erwin tetap menginstruksikan seluruh elemen tanggap bencana setempat untuk siaga.

Warga diimbau tidak panik namun tetap waspada demi mengantisipasi kemungkinan terjadi gempa susulan yang memang kerap terjadi di wilayah tersebut.

Baca juga: BMKG: Tidak ada kerusakan pascagempa di selatan Jatim

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,60° LS, 111,41° BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 23 km arah selatan Munjungan, Trenggalek, Jawa Timur, pada kedalaman 103 km.

Sedangkan dari pusat Kota Pacitan, pusat gempa berada di 8.67 LS, 111.42 BT atau 64 km. Lokasinya berada di tenggara daerah itu.

Gempa yang terjadi sekitar pukul 06.55 WIB itu juga terasa hingga wilayah Blitar, Kediri dan sekitarnya.

Baca juga: BMKG: Gempa M5,2 di Trenggalek tidak berpotensi tsunami

Di Trenggalek dan Pacitan yang secara geografis berdekatan dengan titik gempa, warga sempat panik.

Sebagian warga dilaporkan sempat berhamburan keluar demi mengantisipasi dampak kerusakan pada struktur bangunan tempat tinggal mereka.

Berdasar catatan BMKG, Kabupaten Pacitan cukup sering merasakan getaran gempa dengan magnitudo 3 hingga 5. Dalam sehari bahkan rata-rata terjadi tiga kali kegempaan.

Baca juga: Pemkab Majene imbau pengungsi gempa kembali ke rumah

Menurut Erwin, intensitas kegempaan di Pacitan cukup tinggi karena wilayah ini berdekatan dengan Lempeng Indoaustralia.

"Ini suatu hal yang wajar karena kita berada di kawasan rawan gempa. Oleh karena itu kami sekali lagi kami imbau masyarakat tetap bekerja, beraktivitas seperti biasa," ujarnya.

Baca juga: BMKG gandeng JICA kembangkan sistem peringatan dini gempa dan tsunami

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022