Pemerintah Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur sedang fokus menangani 7.207 orang anak balita di daerah itu yang masih mengalami stunting atau kekerdilan.peran orang tua dalam keluarga untuk mencegah kekerdilan pada anak sangat dibutuhkan
"Kabupaten Kupang masih dihadapkan pada penanganan anak balita yang mengalami kekerdilan mencapai 7.207 anak ," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Kupang, Obet Laha pada Upacara Hari Keluarga Nasional (Harganas) tahun 2022 di Amarasi, Rabu.
Ia mengatakan jumlah anak balita yang mengalami kekerdilan mencapai 7.207 orang balita atau 24,1 persen merupakan angka yang menjadi perhatian dalam target RPJMD Kabupaten Kupang yang memproyeksikan angka prevalensi kekerdilan pada posisi 9,3 persen pada akhir tahun 2024.
Dia mengatakan melalui kesadaran dan tanggung jawab serta komitmen yang dibangun secara bersama, maka cita-cita penurunan angka kekerdilan pada angka 14 persen secara nasional dan 9,3 persen di Kabupaten Kupang bisa terwujud.
Baca juga: Kepolisian bantu Pemkab Kupang menurunkan angka stunting
Baca juga: Tanoto Foundation bantu penanganan stunting di NTT
Menurut Obet Laha akses pelayanan KB yang berkualitas bagi pasangan usia subur, juga merupakan langkah intervensi sensitif BKKBN dalam rangka mengendalikan angka kelahiran dalam keluarga sehingga diharapkan dapat memberikan efek positif terhadap penurunan prevalensi kekerdilan.
"Peran orang tua dalam keluarga untuk mencegah kekerdilan pada anak sangat dibutuhkan melalui pemenuhan makanan bergizi yang memadai bagi anak-anak secara dini," katanya.
Sekda Obet Laha berharap, kegiatan pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor yang dilakukan di Kabupaten Kupang mampu menjadi momentum sekaligus sebagai dorongan bagi seluruh pemangku kepentingan yang ada di daerah ini.
"Pemerintah Kabupaten Kupang berharap para petugas pelayanan KB untuk memperhatikan terhadap kualitas dan protokol pelayanan kesehatan, serta pelaporan hasil pelayanan melalui media yang telah disediakan," tegasnya.
Baca juga: Ketika stunting menjadi momok yang mengkhawatirkan di NTT
Menurut Obet Laha akses pelayanan KB yang berkualitas bagi pasangan usia subur, juga merupakan langkah intervensi sensitif BKKBN dalam rangka mengendalikan angka kelahiran dalam keluarga sehingga diharapkan dapat memberikan efek positif terhadap penurunan prevalensi kekerdilan.
"Peran orang tua dalam keluarga untuk mencegah kekerdilan pada anak sangat dibutuhkan melalui pemenuhan makanan bergizi yang memadai bagi anak-anak secara dini," katanya.
Sekda Obet Laha berharap, kegiatan pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor yang dilakukan di Kabupaten Kupang mampu menjadi momentum sekaligus sebagai dorongan bagi seluruh pemangku kepentingan yang ada di daerah ini.
"Pemerintah Kabupaten Kupang berharap para petugas pelayanan KB untuk memperhatikan terhadap kualitas dan protokol pelayanan kesehatan, serta pelaporan hasil pelayanan melalui media yang telah disediakan," tegasnya.
Baca juga: Ketika stunting menjadi momok yang mengkhawatirkan di NTT
Baca juga: Menko PMK sebut angka stunting di NTT turun
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022