Pebalap sepeda berusia 36 tahun, yang memenangi Tour de France pada 2018, menjadi atlet Inggris Raya yang memenangi Tour de Suisse pada Minggu, finis tiga detik di belakang pemenang etape tersebut Remco Evenepoel untuk melompati Sergio Higuita dalam klasemen keseluruhan dan meraih kemenangan.
Ketika lomba terdampak COVID-19, kemenangan tersebut menandai perubahan haluan dalam keberuntungan Thomas, yang berpikir ia telah "melakukan suatu kesalahan dalam hidup sebelumnya" setelah kecelakaan pada Olimpiade Tokyo dan Tour de France tahun lalu.
Baca juga: Geraint Thomas perpanjang kontrak bersama Ineos Grenadiers hingga 2023
Baca juga: Kayuh sepeda 36 jam, Geraint Thomas galang 5,7 miliar untuk amal
"Dari Tour (de France) tahun lalu hingga akhir musim ... mungkin salah satu periode paling berat dalam karir saya," kata Thomas dikutip Reuters, Senin.
"Tahun ini saya memulai agak tertinggal tapi saya sangat menikmati balapan dan berada bersama anak-anak muda dalam membangun tim.
“Saya hanya ingin pergi (ke Tour de France) dan balapan dengan keras dan melakukan apa yang saya bisa. Kami punya dua pemimpin lain di tim dan apakah saya bisa bertahan di GC (klasifikasi umum) untuk sementara waktu untuk memainkan kartu lainnya, atau mengejar beberapa etape, atau membantu orang lain, apa pun.
"Saya senang melakukan apa pun. Mengambil kesempatan saya pasti jika itu datang, membantu anak-anak jika saya harus melakukannya."
Baca juga: Adam Yates positif COVID-19 dua pekan jelang Tour de France 2022
Baca juga: Tour de France semakin dekat dengan penggemar balap sepeda Indonesia
Baca juga: Romain Bardet pastikan tampil di Tour de France 2022
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022