Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan petani adalah penegak atau pengukuh bangsa Indonesia.
"Sebenarnya, Bung Karno sendiri mengatakan sokoguru kita adalah petani, sehingga jangan dilupakan itu," kata Megawati dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI Perjuangan Tahun 2021 di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa.
Rakernas tersebut berlangsung selama tiga hari, dari Selasa hingga Kamis (23/6), dengan diikuti seluruh kader PDI Perjuangan.
Menurut Megawati, desa merupakan tempat dimana masyarakat terus bergerak dari bawah dan sumber segala kehidupan. Oleh karena itu, dia mengatakan arahannya sebagai Ketua Umum DPP PDI Perjuangan merupakan bentuk penguatan terhadap desa.
"Nanti, di dalam Rakernas ini, perintah dan arahan dari Ketua Umum adalah penguatan desa, karena desa itu memang merupakan sebuah tempat dimana rakyat itu bergerak betul dari bawah, dan kita harus mengingat semua kehidupan yang akan selalu kita dapatkan," jelasnya.
Dalam Rakernas yang dihadiri Presiden Joko Widodo, Megawati juga sempat berdiskusi dengan Jokowi agar kedaulatan pangan di Indonesia segera dilaksanakan.
"Tadi, di ruang tunggu, Bapak (Presiden) tolong lah menginstruksikan bahwa yang namanya kedaulatan pangan itu benar-benar dilaksanakan, karena beliau telah memberikan arahan dari keadaan dunia bisa menghadapi krisis ekonomi, termasuk kelaparan yang menurut saya itu sangat membahayakan sekali," katanya.
Menurut Megawati, dalam diskusi tersebut Jokowi telah mengatakan sistem kedaulatan pangan telah berjalan mulai dari daerah.
"Dan beliau (Jokowi) mengatakan tadi itu sudah berjalan, 'mulai sekarang ibu'," katanya menirukan Jokowi.
Baca juga: Presiden: Jangan paksa daerah keluar dari karakteristik pangan
Selain berdiskusi dengan Jokowi, Megawati juga berbicara langsung dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono terkait tanaman eceng gondok.
"Tadi bicara dengan Pak Basuki, dengan Menteri PUPR, mengenai eceng gondok; tapi saya terus bilang itu jangan dibuang percuma karena sebenarnya eceng gondok itu karena satu rumpun dengan genjer, sebetulnya dapat juga jadi bagian dari pangan rakyat," kata Megawati.
Selain membahas terkait kedaulatan pangan di Indonesia, Rakernas PDI Perjuangan tersebut juga membicarakan sejumlah isu strategis mulai dari upaya memajukan desa hingga konsepsi dasar calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan Rakernas tersebut merupakan rapat DPP yang diperluas, dengan melibatkan peserta dari ketua, sekretaris, serta bendahara DPD PDI Perjuangan.
Selain itu, Rakernas itu juga diikuti peserta dari perwakilan sayap dan badan partai, termasuk anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan.
"Yang lebih dipersiapkan adalah agenda strategis dalam rangka memenangkan Pemilu tahun 2024, tetapi juga sekaligus bagaimana PDI Perjuangan dalam upaya pemilu tersebut mampu menjawab berbagai persoalan rakyat dan mengedepankan sinergi tiga pilar yang turun ke bawah," ujar Hasto.
Baca juga: Dunia hadapi krisis air bersih dan pangan
"Sebenarnya, Bung Karno sendiri mengatakan sokoguru kita adalah petani, sehingga jangan dilupakan itu," kata Megawati dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI Perjuangan Tahun 2021 di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa.
Rakernas tersebut berlangsung selama tiga hari, dari Selasa hingga Kamis (23/6), dengan diikuti seluruh kader PDI Perjuangan.
Menurut Megawati, desa merupakan tempat dimana masyarakat terus bergerak dari bawah dan sumber segala kehidupan. Oleh karena itu, dia mengatakan arahannya sebagai Ketua Umum DPP PDI Perjuangan merupakan bentuk penguatan terhadap desa.
"Nanti, di dalam Rakernas ini, perintah dan arahan dari Ketua Umum adalah penguatan desa, karena desa itu memang merupakan sebuah tempat dimana rakyat itu bergerak betul dari bawah, dan kita harus mengingat semua kehidupan yang akan selalu kita dapatkan," jelasnya.
Dalam Rakernas yang dihadiri Presiden Joko Widodo, Megawati juga sempat berdiskusi dengan Jokowi agar kedaulatan pangan di Indonesia segera dilaksanakan.
"Tadi, di ruang tunggu, Bapak (Presiden) tolong lah menginstruksikan bahwa yang namanya kedaulatan pangan itu benar-benar dilaksanakan, karena beliau telah memberikan arahan dari keadaan dunia bisa menghadapi krisis ekonomi, termasuk kelaparan yang menurut saya itu sangat membahayakan sekali," katanya.
Menurut Megawati, dalam diskusi tersebut Jokowi telah mengatakan sistem kedaulatan pangan telah berjalan mulai dari daerah.
"Dan beliau (Jokowi) mengatakan tadi itu sudah berjalan, 'mulai sekarang ibu'," katanya menirukan Jokowi.
Baca juga: Presiden: Jangan paksa daerah keluar dari karakteristik pangan
Selain berdiskusi dengan Jokowi, Megawati juga berbicara langsung dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono terkait tanaman eceng gondok.
"Tadi bicara dengan Pak Basuki, dengan Menteri PUPR, mengenai eceng gondok; tapi saya terus bilang itu jangan dibuang percuma karena sebenarnya eceng gondok itu karena satu rumpun dengan genjer, sebetulnya dapat juga jadi bagian dari pangan rakyat," kata Megawati.
Selain membahas terkait kedaulatan pangan di Indonesia, Rakernas PDI Perjuangan tersebut juga membicarakan sejumlah isu strategis mulai dari upaya memajukan desa hingga konsepsi dasar calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan Rakernas tersebut merupakan rapat DPP yang diperluas, dengan melibatkan peserta dari ketua, sekretaris, serta bendahara DPD PDI Perjuangan.
Selain itu, Rakernas itu juga diikuti peserta dari perwakilan sayap dan badan partai, termasuk anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan.
"Yang lebih dipersiapkan adalah agenda strategis dalam rangka memenangkan Pemilu tahun 2024, tetapi juga sekaligus bagaimana PDI Perjuangan dalam upaya pemilu tersebut mampu menjawab berbagai persoalan rakyat dan mengedepankan sinergi tiga pilar yang turun ke bawah," ujar Hasto.
Baca juga: Dunia hadapi krisis air bersih dan pangan
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022