Indriyanti Rafi Sukmawati selaku Direktur Business & Marketing PT Prodia Widyahusada mengatakan bahwa salah satu tes yang banyak dilakukan oleh masyarakat adalah tes SSBC (Sitologi Serviks Berbasis Cairan).
SSBC adalah metode baru untuk memeriksa sampel sel serviks sebagai deteksi dini kanker mulut rahim (serviks). Metode SSBC dianggap lebih spesifik dan sensitif dalam memberikan hasil yang lebih akurat.
Baca juga: Prodia hadirkan fitur Home Service di Prodia Mobile
"Sebenarnya tes apa yang paling banyak itu tes rutin. Salah satunya adalah untuk healthy itu banyak. Salah satunya SSBC. Apa bedanya dengan pap smear, nah ini otomatis. Dalam pemrosesannya bukan hanya manual tapi juga otomatis," kata Indri saat dijumpai di Prodia Tower, Jakarta Pusat, Selasa.
"Diharapkan dengan adanya otomatisasi itu, selnya jadi kelihatan kalau misalnya ada sel-sel kanker. Ada juga tambahan seperti melihat kanker prostat pada laki-laki, apalagi usia di atas 40. Itu hati-hati," imbuhnya.
Tak hanya tes SSBC, Indri juga mengatakan bahwa sejak COVID-19 melanda Tanah Air, masyarakat mulai banyak melakukan tes Vitamin D. Bukan hanya permintaan dari perusahaan yang mengharuskan tes Vitamin D tetapi juga kesadaran dari masyarakat sendiri.
Baca juga: Prodia luncurkan tes baru untuk deteksi mutasi gen penyebab kanker
"Vitamin D ini luar biasa ya. Akibat dari pandemi, jadi semua itu aware terhadap kesehatan. Selain pemeriksaan rutin, ternyata permintaan untuk cek vitamin D banyak di medical check up oleh perusahaan maupun pasien," ungkap Indri.
"Pasien juga sekarang sudah mulai banyak yang melakukan medical check up di luar permintaan kantor. Terutama pas pandemi ini. Semakin banyak yang menyadari kalau mau hidup sehat itu jangan ditunda. Periksa dulu, lakukan medical check up, dari situ bisa dilihat (tingkat kesehatannya)," sambungnya.
Oleh sebab itu, influencer Michelle Hendra atau yang akrab disapa Michimomo berpesan agar masyarakat tak perlu khawatir untuk melakukan medical check up. Selain tak perlu takut dengan hasil, masyarakat juga tak perli risau terkait biaya. Menurutnya, mencegah akan lebih murah dibandingkan dengan mengobati.
"Kadang-kadang orang takut medical check up kan karena takut mahal. Tapi kalau misalnya check up harganya Rp1.000.000 untuk 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali, harganya bagiin saja sama harinya. Itu nggak sampai Rp1.000," kata Michimomo.
"Jadi kamu cuma nabung sehari Rp1.000 untuk medical check up. Itu lebih murah daripada sudah sakit terus bayar berpuluh-puluh juta. Jadi bisalah nabung untuk medical check up supaya hidup bisa lebih panjang," tutupnya.
Baca juga: Prodia catat laba bersih Rp621,62 miliar pada 2021
Baca juga: Akreditasi laboratorium penting untuk layanan kesehatan berkualitas
Baca juga: Prodia raih penghargaan CSR terbaik pada Indonesia CSR Awards 2021
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022